Bandarlampung (Netizenku.com): Kelompok Studi Kader (Klasika) mengkritik kebiasaan pemuda dalam gelaran diskusi kebangsaan yang dihelat pada Sabtu (3/11) malam di Rumah Ideologi Klasika, Jalan Pembangunan E/A5 Sukarame, Bandarlampung.
Secara garis besar, Klasika membahas keadaan anak muda zaman sekarang yang sering lupa dalam memaknai nasionalisme.
Dr Rudi DH LLM, salah seorang narasumber menjelaskan, banyak Kajian ke-Islaman di tempat-tempat pendidikan yang tidak menunjukan identitas nasionalisme.
\”Mulai dari cara berpakaian hingga cara berinteraksi kita menghilangkan nasionalisme. Efeknya dalam survey yang saya lakukan pada mahasiswa saya, banyak mahasiswa yang tidak tahu tentang sejarah pergerakan nasional,\” ujar ketua PW Lakpesdam NU Lampung itu.
Kemudian, Alexander GB juga menambahkan, ada pergeseran budaya yang dialami oleh anak muda dari era 1928 dulu, hingga memasuki era milenial sekarang. Anak muda sekarang terlalu disibukan dengan simbol-simbol hingga melunturkan rasa nasionalisme.
\”Kondisi sekarang ini terjadi karena kurangnya ruang-ruang untuk segmen nasionalisme, mulai dari media hingga kampus-kampus itu tidak ada ruang untuk berbicara hal tersebut dan menjaga kesehatan nalar,\” ujar pegiat teater itu dalam materinya.
Sementara itu, Founder Klasika, Chepry C Hutabarat, mengatakan bahwa anak muda sekarang sangat disibukan dengan dirinya sendiri yang bersifat lahiriah. Hal tersebutlah yang akhirnya melupakan nasionalisme yang berada dalam aspek batiniah.
\”Kita harus terus melakukan kritik pada diri kita masing-masing terhadap hal-hal yang sifatnya positivistik termasuk keributan sekarang di media sosial hingga lembaga pendidikan,\” tegas Bang Che sapaan akrabnya.
Ketiga pemateri tersebut mengajak para peserta diskusi untuk merefleksikan kembali nasionalisme. Selain kita sibuk dengan jargon-jargon dan simbol-simbol, kita harus tetap merawat dan mempertajam nalar kritis.
Berdasarkan pantauan, acara tersebut diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Peserta didominasi oleh pemuda yang bergabung dalam organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.(Agis)