Jakarta (Netizenku.com): Nilai tukar rupiah belum berhenti melemah lawan dolar Amerika Serikat (AS) kian menggila.
Pada Kamis sore (30/8/2018), mata uang negeri \’Paman Sam\’ itu menembus Rp 14.744.
Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, posisi dolar AS itu merupakan rekor tertinggi di 2018, setara posisi tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Pada 24 September 2015 lalu, the greenback sempat menembus rekor Rp 14.855.
Kamis pagi tadi, dolar AS masih berada di level Rp 14.650.
Berikut grafik lonjakan dolar AS hari ini.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah sebelumnya menjelaskan, tekanan yang terjadi pada rupiah dipicu oleh faktor eksternal.
Yakni revisi data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal II.
\”Tekanan terhadap rupiah dipicu oleh revisi data PDB AS triwulan II, dari 4,1% menjadi 4,2%, langkah PBOC memperlemah mata uang Yuan di tengah negosiasi sengketa dagang AS dan China yang belum tercapai, serta melemahnya mata uang Argentina peso dan lira Turki,\” kata Nanang.
Dia menyebut hari ini Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan pelemahan Rupiah tidak cepat dan tajam.
Bank Indonesia juga masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) untuk melakukan stabilisasi.
Namun karena sentimen global, seperti normalisasi kebijakan moneter di AS, ancaman kenaikan suku bunga The Fed hingga perang dagang AS dengan China dari Maret hingga sekarang, the greenback pun kian perkasa. (dtc/lan)