Menakar Netizen dari Penggunaan “di” Dipisah dan “di” Disambung

Agis Dwi Prakoso

Minggu, 14 Juli 2024 - 16:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: Ilustrasi/tagar.id)

(Foto: Ilustrasi/tagar.id)

Medsos jadi wasilah penting di era sekarang. Mau tidak mau; suka ataupun tidak, orang-orang perlahan terlibat dalam urusan dunia maya ini.

Selain menjadi wadah berekspresi, medsos berhasil menghilangkan kelas sosial yang selama ini jadi pembatas di dunia nyata. Mahasiswa mendebat dosen, buruh berkomentar soal kelakuan perusahaan, sampai warga yang menilai kinerja aparat. Hal umum di medsos namun langka di dunia nyata.

Bahkan para introvert yang cenderung jadi pengamat pada kehidupan sehari-hari, kini bebas berkomentar apa pun kepada siapa pun. Bak menemukan panggung sebagai ruang pelampiasan kegelisahan.

Tak ubahnya seperti dunia nyata, entitas penghuni dunia maya yang kerap disebut dengan istilah “Netizen” ini juga berkumpul berdasarkan ketertarikan yang sama. Ada koloni penggemar K-Pop, pecinta kucing, bahkan perkumpulan tabu macam LGBT pernah saya temukan. Jika ada kelompok terbentuk akibat ketertarikan yang sama, sangat mungkin muncul kelompok lantaran membenci hal yang sama.

Baca Juga  Ruang Publik Kurang, Pinggir Jalan Pun Jadi

Jika diamati, kemajemukan di dunia maya justru menjadi titik awal persoalan. Perbedaan latar belakang dan pendidikan membuat tiap personal memiliki cara berpikir dan sudut pandang unik. Maka wajar jika ada perdebatan antarnetizen yang membahas topik tertentu. Tak sedikit juga bentrok komen antarkelompok terjadi di medsos.

Penulis yang lebih nyaman menggunakan Instagram punya kebiasaan menikmati komentar yang ada. Sebab adu argumen di medsos cenderung tak berujung atau akrab dengan istilah debat kusir. Meski begitu, penulis sesekali ikut komentar atas hal-hal yang jelas tak dapat dibenarkan. Barangkali sebagian pembaca memiliki perilaku demikian ketimbang ikutan komen?

Baca Juga  Head to Head Parosil - Kotak Kosong

Dari berbagai jenis netizen yang ada, penulis paling menghindari menanggapi komentar seseorang yang tak bisa membedakan cara menulis “di” dipisah dan “di” disambung. Menanggapi orang macam ini jelas merugikan kita, yang jelas kita rugi waktu. Apa yang kita harap dari seseorang yang tak bisa membedakan hal fundamental tersebut?

Seingat penulis, cara penggunaan “di” dipisah dan “di” disambung telah diajarkan saat seseorang menempuh pendidikan di sekolah dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu penulis mengajak para pembaca menghindari netizen macam ini di medsos, tidak ada untungnya karena kita paham kemampuannya.

Baca Juga  Tradisi Seharga Nyawa

Tapi sedikit saya ulas bagaimana penulisan “di” dipisah dan “di” disambung. Semoga bermanfaat bagi pembaca yang memang belum paham dan mau paham. Jangan jadi netizen yang ‘maha benar’.

Mudahnya begini, “di” harus dipisah apabila diikuti dengan kata yang menunjukkan kata benda yang menyatakan tempat, nama, waktu dan lokasi. Contoh: di pasar, di sana, di garasi, di Januari.

Kemudian “di” harus disambung atau digabung apabila diikuti kata kerja. Contoh: dirampok, dilakukan, dimakan. (*)

Berita Terkait

Kemiskinan di Lampung PR Besar Gubernur Terpilih
Ini Tentang Reihana: Hey…Sudah Menjadi Calon Walikota Ya
Arinal Tidak Berjaya di Rumah Sendiri, Selanjutnya Ngapain?
Pilgub Lampung 2024: Menunggu Kewarasan Partai Golkar
Kotak Kosong dan Ilusi Jauh Panggang dari Api
Ada Rindu di Pohon Bambu (Pringsewu)
Ngotak Kosong
Nyanyian Sendu Pak Ketua

Berita Terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 20:40 WIB

Pemprov Lampung Ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Bahas Kenaikan IPH dan Strategi Stabilisasi Harga Pangan

Minggu, 20 Oktober 2024 - 16:22 WIB

Semarakkan HAORNAS ke-41, Pj Gubernur Lampung Lepas Peserta TopShop Color Run 2024

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 13:54 WIB

Silaturahmi Kebangsaan di Tulang Bawang: Mirza-Jihan Sampaikan Pesan Prabowo dan Apresiasi Pembangunan Jokowi

Jumat, 18 Oktober 2024 - 23:05 WIB

Ikhtiar Reihana Lewat Kampanye Efektif Sukses Lambungkan Keterpilihan Nomor Urut 1

Jumat, 18 Oktober 2024 - 22:35 WIB

Pj. Gubernur Lampung Ajak JMSI Tingkatkan Kredibilitas dan Dukung Citra Positif Provinsi

Jumat, 18 Oktober 2024 - 22:32 WIB

Penjabat Gubernur Lampung Hadiri Bulan Bakti Peternakan dan World Rabies Day 2024

Kamis, 17 Oktober 2024 - 20:10 WIB

Ketua DPD Golkar Lampung Arinal Diganti, Ini Kata Sekretaris Ismet Roni

Kamis, 17 Oktober 2024 - 19:51 WIB

Arinal “Dicungkil’ DPP Golkar Tunjuk Plt Ketua Adies Kadir

Berita Terbaru

Metro

AKD DPRD Metro Terbentuk, Siap Jalankan Tugas

Senin, 21 Okt 2024 - 21:33 WIB

Pesawaran

Waka DPRD Pesawaran Kunjungi Kantor AMP

Senin, 21 Okt 2024 - 15:33 WIB