#Jangantunggulamalama

Redaksi

Kamis, 22 Juli 2021 - 20:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di medsos belakangan ini sedang viral tagar “jangan tunggu 2024”. Ada yang bilang, “Kok, nuansanya beraroma politik banget, ya?

Pasti bakal ada yang terpanggil buat komentar, “Jon, kita lagi hadapi pandemi yang galak. Kenapa mereka masih sempet-sempetnya ngurusin politik?!”

Bagi pengusung #jangantunggu2024 pasti serta merta gesit menjawab, “Hadeh Jon, makanya jangan kelamaan main di kolam butek. Justru karena sedang pandemi, kita butuh pemimpin yang bisa segera membawa kita keluar dari bekapan pandemi ini. Klo yang sekarang kan baru sebatas bisa gonta-ganti istilah. Tapi pandeminya makin mengganas.”

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kalau mau diterusi sahut-sahutan itu pasti bakal berujung pada debat kusir. Ujung-ujungnya topik yang dibahas malah bergeser dari covid-19. Itulah kita. Inilah Indonesia sekarang. Tidak lagi sama seperti bangsa Indonesia di tahun 1945. Yang masih mau guyub merapatkan barisan buat hadapi musuh bersama. Miris, toh!

Tapi saya merasa lebih miris lagi, ketika seorang kawan mengirim pesan via WhatsApp. Dia menulis, “#jangantunggulamalama”
Tak pelak saya terusik dan segera menanyakan maksud tagar yang ditulisnya. Masih melalui WA, kawan saya menjawab. “Iya, jangan tunggu lama-lama kondisi begini. Nanti lama-lama kita keburu diambil Tuhan”.

Baca Juga  Jaga Tradisi, STIT Pringsewu Gelar Festival Rebana dan Hadroh

Astaga, ternyata kawan saya itu sedang memelestkan lirik lagu Cici Paramida yang bertajuk “Jangan Tunggu Lama-lama” yang bait reff-nya tertulis; “Jangan tunggu lama-lama, nanti lama-lama aku diambil orang”.

Tapi lantaran konteksnya disandingkan dengan kondisi pandemi covid-19 yang kian mengganas, kondisi dimana orang-orang dekat kita sudah banyak yang terinfeksi, dan tidak sedikit di antaranya yang berpulang ke Sang Khalik. Akhirnya kesan #jangantunggulamalama itu terasa lebih ‘ngejleb’ ketimbang #jangantunggu2024.

Tak dipungkiri saya terkesima menelaah paparan kawan saya tadi. Ada benarnya. Kita memang mesti bersegera keluar dari kondisi ini. Jangan tunggu lebih lama lagi, kalau tidak ingin makin banyak jumlah yang bertumbangan akibat covid.

Tapi apa iya kita sekarang sedang bersegera keluar dari kubangan pandemi? Kalau dari waktu ke waktu yang kita dapati baru sebatas berkutat membangun narasi sambil mengotak-atik istilah dari PSBB, PPKM sambil diberi embel-embel darurat lalu direvisi lagi menjadi level 4, misalnya. Sementara di sisi yang paling urgen rumah sakit kekurangan oksigen. Tak pelak banyak pasien megap-megap tanpa penanganan.

Baca Juga  Melahirkan di Tengah Pandemi Covid-19

Selain itu ada banyak lagi rakyat yang juga sedang megap-megap menahan lapar lantaran suami atau ayahnya tidak bisa ke luar rumah buat mencari penghasilan karena penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat. Eh, Level 4.

Saya lantas mencoba menghubung-hubungkan antara #jangantunggu2024 dengan #jangantunggulamalama versi kawan saya tadi. Ternyata, menurut saya, ada korelasi erat di antara kedua tagar itu.

Malah saya berasumsi tagar made in kawan saya justru mempertegas tagar jangan tunggu 2024 yang sudah terlanjur viral itu.

Tanpa bermaksud menyulut debat kusir dengan kawan tadi, saya lalu menguraikan pandangan saya kepadanya. Tetap via pesan WhatsApp. Cukup lama berselang, hingga akhirnya muncul balasannya.

Baca Juga  Pak Presiden Bertanya, Tolong Dibantu, Ya!

“Kalau #jangantunggu2024 nuansa politisnya terasa kental. Sangat kuat aroma perseteruan cebong-kampret. Tapi klo #jangantunggulamalama itu clear dari urusan politis. Aku nggak peduli siapa sosok yang diandalkan untuk bisa membawa ke arah perubahan. Aku lebih cenderung ke poinnya. Kondisi sekarang ini jelas-jelas karut-marut. Aku berharap benang kusut penanganan pandemi ini segera terurai. Terserah, siapa yang bisa mengurainya. Itu saja. Titik.”

Duh, agaknya kawan saya mulai emosi. Saya cuma bisa nyengir. Saya pun tak berminat memperpanjang obrolan seputar tagar. Tapi diam-diam benak saya terusik pada hal lain. Saya jadi kepingin mendengar lagu lawas “Jangan Tunggu Lama-lama”-nya si Cici Paramida.

Dalam hitungan detik, jempol saya sudah bergerak membuka YouTube. Sejurus kemudian irama dangdut segera berdenyut. “Jangan tunggu lama-lama, nanti lama-lama aku diambil orang”. Begitu suara ancaman dari si Cici. ()

Berita Terkait

Membangun Desa Ramah Perempuan dan Anak Melalui Program Desa Siger
Ikhwal THR, Disnaker Lampung: Tunggu Edaran Menteri Ketenagakerjaan
Arinal Minta Petani Tak Jual Gabah Ke Tengkulak
Lonjakan Kasus DBD di Lampung, Dinkes Tetapkan Proses Fogging dan Antisipasi Peningkatan Kasus
Kemenkumham Lampung Gelar Rakor MPWN dan MPDN Se-Provinsi Lampung
Ratusan Mahasiswa dan Warga Gelar Aksi Tuntut Penghentian Operasi Pabrik CPO
Diskeswan Lampung Himbau Perusahaan Penggemukan Sapi Tidak Menaikan Harga
Bumi Manusia dan Penawaran Pelajaran Hidupnya
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 7 April 2024 - 06:00 WIB

PLN UID Lampung Siap Amankan Pasokan Listrik Idul Fitri 1445H

Jumat, 5 April 2024 - 08:35 WIB

PGN Pastikan Layanan Gas Bumi Aman dan Handal Selama Idul Fitri 1445 H

Kamis, 4 April 2024 - 00:34 WIB

Pernyataan Pelantikan PMII Balam Ditunda Salah, Rama Azizul: Dapid Novian Mastur Sah Dilantik

Selasa, 2 April 2024 - 22:02 WIB

Kolaborasi CCEP-Pondok Pesantren Bangun Kesadaran Lingkungan

Selasa, 2 April 2024 - 21:58 WIB

IHK Gabungan di Lampung pada Maret Tercatat Inflasi 0.36 Persen

Minggu, 31 Maret 2024 - 16:20 WIB

UPTD PPPA Balam Optimalisasi Pelayanan

Jumat, 29 Maret 2024 - 22:33 WIB

Humanika Balam Deklarasikan UA

Jumat, 29 Maret 2024 - 17:11 WIB

PMII Cabang Bandarlampung Segera Gelar Pelantikan

Berita Terbaru

Pesawaran

Hujan Deras Guyur Pesawaran, Beberapa Wilayah Tergenang Banjir

Jumat, 12 Apr 2024 - 19:31 WIB

Celoteh

Petuah Margaret Thatcher dan Peluang Umar Ahmad

Senin, 8 Apr 2024 - 04:10 WIB

Bandarlampung

PLN UID Lampung Siap Amankan Pasokan Listrik Idul Fitri 1445H

Minggu, 7 Apr 2024 - 06:00 WIB