Kadang, hidup memang terasa lucu. Ada yang baru lulus langsung diangkat menjadi ASN, ada pula yang harus sabar menunggu selama 21 tahun. Namun bagi Helmi (57), guru honorer asal Pagar Dewa, penantian panjang itu akhirnya berbuah manis.
Lampung Barat (Netizenku.com): Bayangkan saja, sejak 2003 ia sudah mengajar. Saat itu jalan masih berupa tanah, sekolah belum ada, dan listrik pun belum menjangkau wilayah tersebut. Namun karena cintanya pada dunia pendidikan, Helmi nekat membantu mendirikan sekolah swasta bersama kepala desa. Tidak lama kemudian, sekolah tersebut diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten dan menjadi SMP Negeri 3 Sekincau.
“Awalnya hanya saya dan kepala sekolah. Saya mengajar semua mata pelajaran, padahal hanya lulusan SMA. Siang mengajar, malam belajar,” cerita Helmi kepada Netizenku.com, Kamis (19/6/2025). Matanya berkaca-kaca, namun senyum tak lepas dari wajahnya.
Honor? Jangan ditanya. Dahulu hanya Rp150.000 per bulan, dan kini pun paling tinggi sekitar Rp450.000. Namun semangatnya tidak pernah padam.
“Saya sempat ingin mundur, tapi dicegah oleh pihak sekolah,” tambahnya.
Ia pernah masuk dalam daftar honorer kategori dua (K-2) sejak 2004, tetapi belum juga beruntung. Hingga akhirnya, tahun 2024 menjadi tahun pembuktian. Dengan dorongan dari teman-temannya, Helmi mendaftar PPPK, mengikuti tes, dan—boom! Ia berhasil mendapatkan SK langsung dari Bupati.
“Ini bukan soal gaji atau jabatan, tapi pembuktian bahwa perjuangan itu tidak sia-sia,” kata Helmi yang kini resmi menjadi PPPK tertua di Lampung Barat.
Meskipun masa baktinya tinggal sekitar satu tahun lagi dan akan berakhir pada Maret 2026, siapa yang peduli? Yang terpenting, mimpinya akhirnya tercapai.
Salut, Pak Helmi! (Iwan)