Bandarlampung (Netizenku.com): Petani rampai di Kelurahan Kedaung, Kecamatan Kemiling, Bandarlampung enggan memanen hasil ladangnya disebabkan harga jual rampai anjlok.
Mud Mainah (79) petani setempat terpaksa membagikan rampai di atas lahan miliknya seluas 1.200 meter persegi kepada warga sekitar, gratis.
\”Saya bagikan saja kepada warga, siapapun yang ingin mengambil rampai karena harganya anjlok di pasar, tak sampai Rp1.000 perKG,\” kata Mainah saat ditemui di ladangnya, Sabtu (3/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nenek dengan 18 cucu ini menunjukkan rampai miliknya yang mulai membusuk di pohon karena sudah lewat masa panen.
Pada hari biasa, harga normal rampai mencapai Rp3.000 perKG, dengan luas lahan 1.200 meter persegi, ladangnya bisa menghasilkan satu ton rampai.
\”Saya berpikir harga rampai akan bertahan ternyata harganya semakin anjlok dan terbuang sia-sia. Sementara untuk biaya pupuk bisa mendekati angka Rp1juta,\” ujar dia.
Rampai sejak masa tanam mulai dapat dipanen pada bulan ketiga.
\”Saya berharap pemerintah bisa memberi solusi kepada petani rampai saat ini yang sedang kesusahan harga rampai terjun bebas,\” katanya. (Josua)








