Lampung Barat (Netizenku.com): Festival Kopi 2018 yang baru pertama kali digelar di Lampung Barat, tidak hanya sebagai ajang seremonial belaka, atau hanya sebatas sarana promosi kopi robusta saja.
Namun, kegiatan yang melibatkan ratusan anak petani kopi dan digelar di tengah pemukiman petani kopi ini, yakni Pekon Rigisjaya kecamatan Air Hitam, menjadi momen pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk memperkenalkan produk-produk olahan kopi masing-masing UKM, baik secara mandiri maupun Dinas Perkebunan dan Peternakan Lambar.
Dari puluhan stand pameran, baik yang hanya sebatas memamerkan produk kopi, dengan layanan minum kopi gratis, baik yang dikelola UKM asal Lambar maupun dari beberapa provinsi, terdapat satu stand yang banyak disinggahi pengunjung yakni \”Suluh Coffe\”.
Yang menarik pemilik saya Suluh Coffe, yakni Joko Mulyadi merupakan sarjana dan mantan politisi yang pernah menjadi anggota DPRD Lambar priode 2009-2014, dan kini beralih sebagai petani kopi dan sedang mengembangkan usaha kopi miliknya.
\”Alhamdulillah sejak mengembangkan usahanya, sudah banyak permintaan dari para pengusaha kopi dari luar Lampung, sehingga saya meyakini apabila seluruh petani kopi Lambar turut serta mengembangkan perkebunan kopi maupun olahannya, tidak ada lagi anak petani yang nganggur di Lambar,\” kata Joko.
Kata Joko, olahan kopi yang dikembangkannya, sesuai dengan nama usaha, Suluh Coffe yang berarti kopi merah, artinya kata dia seluruh kopi yang dia olah dan jual baik bubuk maupun berupa biji kopi seluruhnya kopi matang atau yang sudah berwarna merah.
\”Seluruh kebun kopi milik saya harus panen setelah berwarna merah, dan saya juga menampung kopi milik warga yang petik merah, walaupun harganya lebih mahal sekitar Rp10 ribu dibanding kopi yang dipanen secara salam,\” jelas Joko yang merupakan warga Kecamatan Kebun Tebu tersebut.
Dijelaskan Joko, berkat usahanya tersebut serta binaan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Lambar, sudah terbentuk komunitas petani kopi petik merah, serta pengolahan yang lebih baik sehingga menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi.
\”Kopi yang kami jual dan olah bukan hanya sebatas kopi merah, tetapi untuk menghasilkan kopi yang bercita rasa tinggi, pihaknya melakukan pengolahan sesuai dengan standar, termasuk tidak boleh diinjak oleh manusia maupun hewan,\” jelas Joko, seraya mengatakan dirinya merupakan anak dan cucu petani kopi. (Iwan)