Bandarlampung (Netizenku.com): Jelang mudik ramadhan dan lebaran, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Lampung terus berupaya memperbaiki kinerja angkutan, baik darat, laut maupun udara.
Saat ditemui Netizenku.com diruangannya, Senin (23/4), Sekretaris Dishub Provinsi Lampung, Minto Rahardjo mengungkapkan, saat ini tidak ada kendala apapun bagi para pemudik yang ingin berlibur pada puasa dan lebaran kelak.
\”Armada kita sudah sangat mencukupi, bahkan lebih dari cukup untuk mudik tahun ini. Meskipun dari pusat menyatakan ada lonjakan pemudik sebanyak 5 persen, namun itu tidak akan menyebabkan satgnasi penumpang di Lampung,\” terangnya.
Minto menjelaskan, berdasarkan pengalaman mudik tahun sebelumnya, stagnasi (bertumpuknya) pemudik pada satu titik bukanlah karena ketiadaan angkutan. \”Jadi setiap mudik itu selalu ada fenomena jam sibuk. Sebenarnya bukan karena tidak ada angkutan, tapi ini fenomena pemudik yang memilih untuk berangkat pada jam yang sama. Contoh di terminal Rajabasa tahun lalu, pemudik menumpuk sampai 30 ribu orang, dan mereka semua memilih berangkat pada magrib atau subuh. Jadi sangat wajar kalau kelihatan ramai dan stagnan. Padahal cuma 1-3 jam saja, setelah itu lenggang kembali,\” papar Minto.
Ia juga menerangkan, Dishub Provinsi Lampung telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti organisasi angkutan darat (Organda) untuk ikut andil dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pemudik.
Untuk diketahui, Dishub Provinsi Lampung akan menyiapkan sebanyak 20 armada bus cadangan diluar armada regular, yang akan stanby di pelabuhan Bakauheni. \”Ini kita siapkan untuk antisipasi lonjakan pemudik pada tahun ini,\” kata Minto.
Sekretaris Dishub ini juga menghimbau masyarakat agar lebih selektif dalam memilih kendaraan yang akan ditumpangi nantinya. \”Kita akan menempatkan beberapa posko pengecekan kendaraan dan pengemudi bekerjasama dengar Jasa Raharja. Nanti kendaraan yang laik beroperasi akan diberi stiker khusus. Jadi masyarakat harus selektif, jangan asal ada kendaraan karena buru-buru. Lebih baik tidak berangkat daripada tidak pernah sampai,\” tukas Minto. (Aby)