Dari pagi udara di Negeri Ratu Tenumbang sudah beda rasanya. Angin laut membawa wangi kopi, suara ibu-ibu menata stan kerajinan bercampur dengan denting gamolan yang dicoba anak-anak. Saya pikir, ah … inilah hari yang ditunggu. Ngejalang Fest 2025 akhirnya meledak hidup di tanah Bumi Lebu.
Negeri Ratu Tenumbang (Netizenku.com): Melihat Kepala Balai Pelestarian Wilayah 7, Iskandar Mulia Siregar, berdiri di tengah masyarakat dan ngomong penuh semangat soal keberagaman budaya, rasanya saya seperti melihat orang tua yang bangga melihat anaknya berhasil. ‘Kegiatan ini bukan cuma acara, tapi magnet yang narik wisatawan,’ katanya. Dan betul, belum jam sepuluh, jalanan sudah semarak oleh orang-orang yang penasaran.
Lalu muncul Sai Batin Marga Tenumbang, Merah Gunawan, dengan wajah yang kayak habis dapat kabar gembira semalaman. Ia bilang, Desa Budaya Bumi Lebu masuk sebagai salah satu dari sepuluh penerima program Aktivasi Desa Pemajuan Kebudayaan Nasional. Saya lihat masyarakat yang dengar itu langsung saling tebak senyum; bangga, haru, lega—semua campur jadi satu. Saya ikut merinding.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ricard Sambera, sang inisiator, orang yang selalu tampak seperti punya seribu ide dalam saku, menjelaskan Ngejalang Fest ini bukan sekadar tontonan. Ini ruang pulang—tempat identitas pesisir dirapikan lagi, dipertegas lagi. ‘Budaya itu bukan tinggalan, tapi napas,’ katanya. Dan saya percaya.
Hari pertama langsung padat: Museum Ruang Tamu yang bikin orang betah lama-lama, Himpun Adat yang khidmat tapi tetap hangat, permainan tradisional yang pecah sorak, Pekan Kanikan dan kerajinan yang wangi daun, dan Panggung Seni Kelasa Muloh Tungga yang bikin sore terasa pendek.
Hari ini, Ngumbai Atakh siap bikin bulu kuduk berdiri, sarasehan budaya memancing banyak kata bijak dari tokoh-tokoh, dan Kelasa Muloh Tungga menyusul sebagai penutup yang pasti tidak kalah meriah.
Sebagai orang yang sering hilir mudik meliput budaya, hari ini saya cuma bisa bilang: Ngejalang Fest 2025 bukan sekadar momentum, ini semacam tanda bahwa Pesisir Barat sedang bangun, berdiri, dan bilang, ‘Hei, kami punya warisan yang tak akan hilang.’
Dan sebagai orang Negeri Ratu Tenumbang Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat, saya bangga jadi saksi. (*)








