Bandarlampung (Netizenku.com): Demi mengembalikan peradaban kebudayaan masyarakat Lampung, yang sudah dihancurkan oleh cukong Politik bernama korporasi, Posko demokrasi menggelar ritual mandi air kembang di Tugu Adipura, Bandarlampung, Senin (2/7).
Koordinator aksi, Rismayanti Borthon, mengatakan bahwa ritual mandi kembang ini diartikan sebagai simbol pembersihan diri dari segala hantu dan dosa politik selama pesta demokrasi berlangsung.
“Dalam pesta demokrasi pilgub Lampung kemarin, kita melihat amplop milik cukong politik bertebaran, merusak tatanan budaya Lampung-Piil Pesenggiri. Sehingga kita menggelar ritual mandi kembang sebagai bentuk penyelamatan Demokrasi Lampung dari politik uang. Sebab air identik dengan pembersih, kita harap Lampung ke depan bersih dari segala praktik kecurangan politik,” kata Aktivis Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) ini.
Tidak hanya itu, pihaknya pun melakukan pemotongan tumpeng, layaknya ritual ruwatan pada umumnya. Potong tumpeng ini diartikan sebagai disimbolkan kekayaan Bumi Lampung yang semestinya dinikmati dan dibagi kepada segenap rakyat Lampung bukan korporasi.
Tidak hanya mandi kembang dan potong tumpeng saja, mereka juga melakukan pembakaran kemenyan, sejenis wewangian yang pada zaman dahulu dipercaya oleh sebagain untuk mengusir roh jahat.
“Pembakaran menyan sebagai simbol pengusiran hal-hal buruk yang bisa membawa Bumi Lampung pada kehancuran. Cukong money politic harus di usir dari Lampung,” kata Risma.
Dalam aksi ini pun, ada empat poin penting yang menjadi tuntutan massa, prrtama mereka inginkan penyelenggara usut tuntas aktor politik uang pada pemilukada Gubernur dan wakil Gubernur. Kemudian tangkap cukong politik uang dan pihak-pihak yang melindungi.
“Kita juga akan bekukan Bawaslu Lampung jika Lakukan pembiaran pelaku politik uang. Usir cukong politik uang yang sudah menghancurkan peradaban Bumi Tanah Lado,” pungkasnya.
Pilgub Ulang
Dalam menuntut keadilan dan kebenaran yang terjadi di balik pesta demokrasi Lampung, Risma berharap Bawaslu dapat tegas dan mampu mengerjakan tugas secara profesional, dan transparan. Meski menurutnya, riil count daru KPU akan diplenokan pada 9 Juli mendatang.
\”Meski belum hasil akhir dari KPU, kita berharap Bawaslu bekerja secara profesional, dan transparan. Artinya, Arinal-Nunik harus didiskualifikasi. Sebab (politik uang) ini sudah mencoreng nilai demokrasi. Maka, kami menuntut Bawaslu untuk mengungkap aktor politik uang dan mendiskualifikasi paslon yang terlibat politik uang,\” tegas Risma.
Untuk selanjutnya, Risma berharap Pilgub Lampung diulang. Sebab, dirinya tidak ingin masyarakat menilai aksi yang digelarnya sebagai pesanan salah satu paslon suara terbanyak kedua.
\”Kenapa kita tidak ngotot mendorong suara terbanyak kedua untuk naik, karena kita tidak ingin persepsi di masyarakat, aksi kita ini sebagai aksi pesanan paslon lain. Makanya kita dorong pemilihan ulang,\” tegasnya. (Rio)