Bandarlampung (Netizenku.com): Kelompok sosial masyarakat yang tergabung dalam kelompok kerja (pokja) program Water Sanitation and Hygiene in Health Care Facilities (WASH in HCF) berhasil mendorong perubahan layanan di fasilitas kesehatan.
Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) bersama SNV mengembangkan program WASH in HCF di 4 puskemas di Kota Metro dan 5 puskesmas di Kota Bandarlampung. Kedua daerah tersebut menjadi pilot project program WASH in HCF di Provinsi Lampung.
Baca Juga: YKWS Bentuk Tim Pokja Program WASH in HCF di Bandarlampung
Direktur Eksekutif YKWS, Febrilia Ekawati, menjelaskan dari hasil observasi sosial yang dilakukan pokja, mereka menemukan banyak catatan atas layanan inklusif di fasilitas kesehatan.
“Namun sejak kita intervensi, puskesmas sudah menyediakan fasilitas tersebut,” kata dia, Kamis (3/2).
Seperti Puskesmas Kedaton yang menyediakan toilet ramah disabilitas, kemudian Puskesmas Panjang berkomitmen merenovasi gudang yang tidak digunakan menjadi toilet ramah disabilitas.
“Selain itu, ada juga puskesmas yang telah menyiapkan sarana cuci tangan yang bisa dijangkau anak-anak dan menyediakan ruang konsultasi bagi ibu hamil di lantai bawah yang sebelumnya berada di lantai atas puskesmas,” ujar dia.
Febrilia berharap kelompok sosial masyarakat yang tergabung dalam pokja bisa mendorong peningkatan layanan inklusif tentang hak-hak yang diperoleh pasien di fasilitas kesehatan.
Pemkot Bandarlampung menyiapkan 5 puskesmas untuk menjadi role model Program WASH in HCF yaitu Puskesmas Kedaton, Puskesmas Kemiling, Puskesmas Panjang, Puskesmas Pasar Ambon (Telukbetung Selatan), dan Puskesmas Kotakarang (Telukbetung Timur).
Kepala Bappeda Bandarlampung, Khaidarmansyah, mengatakan program WASH in HCF membantu pemerintah daerah mengubah perilaku masyarakat untuk sadar akan haknya.
“Program ini tetap kita kembangkan supaya Bandarlampung menjadi inclusive city, kota yang mengakomodir kebutuhan semua lapisan masyarakat,” ujar dia. (Josua)
Baca Juga: YKWS Kembangkan Program WASH in HCF di Bandarlampung