Bandarlampung (Netizenku.com): Warga Sidodadi, Kedaton, Bandarlampung, memiliki cara unik menyindir pemerintah yang lengah dalam mempertahankan bukit dan mengatasi sampah.
Pasalnya warga yang mengatasnamakan Asido, yang merupakan singkatan dari Anak Sidodadi itu bergotong royong membangun destinasi wisata alam ramah lingkungan.
Wisata yang berlokasi di bukit perahu di wilayah yang tidak jauh dari pusat kota tersebut bernuansa go green dan edukatif.
Untuk dapat menikmati wisata ini pun sangat menarik. Bukan hanya sekedar murah, wisatawan tidak perlu mengeluarkan uang. Sebab, hanya perlu membayar dengan sampah plastik wisatawan dapat menikmati berbagai spot foto dan berbagai fasilitas yang menarik.
\”Jadi cara masuk pengunjung nantinya hanya dengan tiket sampah, jadi sampah botol plastik dan tanpa bayar. Di dalam ada budidaya lebah langsep, ada taman baca dan selfie,\” ujar Kordinator Asido, Tadeus Sinto, Minggu (8/12).
Destinasi wisata ini sangat direkomendasikan bagi masyarakat yang ingin menikmati liburan di akhir pekan bersama keluarga. Ditambah lagi, nuansa alam yang dapat dicengkrama di wisata ini menjadi bonus tersendiri dalam menikmati keindahan Kota Tapis Berseri.
Selain spot foto, wisata ini juga bernilai sebagai wisata edukatif. Guna mendorong budaya literasi warga Sidodadi juga membangun sebuah taman baca di lokasi tersebut. Bahkan wisatawan juga berkesempatan melihat langsung proses budidaya lebah madu.
\”Ini calonnya untuk edukasi dan pelatihan. Kalau kemarin sempat viral bukit longsor, nah ini lah yang kita usahakan untuk dilindungi. Kami juga ingin bagaimana masyarakat memiliki kesadaran dalam pentingnya bahaya sampah plastik,\” jelas Sinto.
Sejauh ini, dalam kurung waktu dua bulan terakhir puluhan pemuda setempat secara griliya membangun wisata siang dan malam secara sukarela. Ditargetkan Januari awal mendatang dapat segera diresmikan.
\”Sejauh ini kita sudah dua bulan. Target kita Januari awal sudah dapat diresmikan. Tapi sudah mulai banyak kok sore yang datang ke sini. Dan kita persilahkan,\” kata Sinto.
Sinto mengungkapkan, wisata unik ini belum mendapatkan sentuhan dari pemerintah. Meski mendapatkan berbagai tawaran kerjasama, warga setempat menolak bantuan-bantuan yang bersifat memikat.
\”Kalau dana kita swadaya sampai sekarang, kalau dana pemerintah sifatnya APBD kita belum mau terima mau gimana wujudnya. Tapi kalau misalkan berbentuk hibah kita pasti terima dengan baik,\” ungkapnya. (Adi)