PERPADI Lampung Sesali Masuknya Beras Impor

Redaksi

Jumat, 9 Februari 2018 - 09:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (Netizenku): Kebijakan Pemerintah Pusat soal impor beras dari Thailand sebanyak 5.500 Ton mendapat sorotan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pesatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (PERPADI) Lampung.

Menurut ketua PERPADI Lampung, Midi Ismanto, tidak kuasanya pemerintah daerah untuk menolak kebijakan impor, merupakan hasil dari ketidakcermatan dalam menghitung jumlah produksi padi, harga beras dan waktu panen, serta jumlah stok pangan nasional.

“Saya kira perhitungannya tidak tepat. Pemerintah seharusnya terlebih dahulu mengkaji secara komprehensif. Tidak tepat sebetulnya import beras hari ini dengan alasan apapun juga. Apalagi saat ini waktu menjelang panen,\” jelas Midi, di ruang kerjanya, Kamis (8/2).

Baca Juga  Usai Dilantik Gubernur Lampung Ikuti Retreat Kepala Daerah di Magelang

Ditambahkannya, jika ingin melakukan kebijakan impor, seharusnya dilakukan di bulan November atau Desember, ketika harga beras merangsek naik. Fungsinya untuk operasi pasar besar-besaran. \”Kalau di waktu itu tidak apa-apa. Tapi jangan seperti sekarang ini, masanya mau panen malah impor beras. Pasti hancurlah petani, pasti turunlah harga beras. Kasihan petani jika begini. Hancur ini,” kata dia.

Baca Juga  BNN-Polda Sukses Ungkap Jaringan Narkoba Dalam Lapas

Midi melanjutkan, kebijakan impor beras ini semakin tidak tepat, karena pemerintah masih memproses penetapan harga pokok penjualan (HPP). ”Apalagi momentumnya pemerintah lagi memproses penetapan HPP, sepertinya pemerintah menunggu harga jatuh dulu, baru HPP ditetapkan. Ditakutkan, akan gaduh lagi, sebab bulan Juni-Juli harga pasar sangat tinggi,“ jelasnya.

Diketahui, Lampung telah merealisasikan program cetak sawah baru di tahun 2016 seluas 11.875 Ha dan tahun 2017 seluas 6.775 Ha, dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Produksi Padi Lampung di 2017 mencapai 4,4 juta ton atau lebih 1,2 juta ton dari kebutuhan 3,2 juta ton.

Baca Juga  Soal PL Shalawatan di Klub Malam, Pengurus MUI Beda Pendapat

Meskipun kondisi surplus, Lampung tidak dapat menolak kebijakan pemerintah pusat perihal import beras yang akan didatangkan hari ini (Jumat, 9/2) di Pelabuhan Panjang. (Aby)

Berita Terkait

Angin Perdamaian Andan Jejama Berhembus Lembut di Pesawaran
Kepala Babi Teror Jurnalis Tempo
Gerebek Sabung Ayam, 3 Polisi Gugur Diterjang Peluru
Pemprov Lampung Kebut Perbaikan Jalan
Hindari Pemborosan, Ekonom UGM Usulkan Program MBG Belajar pada Amerika
Manjur, Gubernur Mirza Keluarkan Jurus Negosiasi, Pabrik Tapioka Diminta Operasional Kembali
Beras Murah Disalurkan Lagi ke Lampung
Marindo Kurniawan Melaju dalam Penyeleksian Calon Sekdaprov Lampung

Berita Terkait

Selasa, 1 April 2025 - 12:37 WIB

Belajar Menambal Kredibilitas dari The New York Times

Senin, 31 Maret 2025 - 20:48 WIB

Obrolan Wartawan di Sela Ketupat Lebaran

Minggu, 30 Maret 2025 - 17:53 WIB

Wartawan, Storyteller yang Bukan Pengarang Bebas

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:45 WIB

Merapat ke Markas Tempo

Rabu, 26 Maret 2025 - 22:34 WIB

Tak Perlu Kepala Babi dan Bangkai Tikus untuk Membuat Kicep

Senin, 24 Maret 2025 - 05:01 WIB

Kebohongan Resmi dan Keterangan Palsu

Rabu, 19 Maret 2025 - 14:27 WIB

Jurnalis dan Macan dalam Kandang

Kamis, 6 Maret 2025 - 21:37 WIB

Antara Eka, Taring dan Bodyguard

Berita Terbaru

Buku The New York Times karya Ignatius Haryanto. (foto: koleksi pribadi)

Celoteh

Belajar Menambal Kredibilitas dari The New York Times

Selasa, 1 Apr 2025 - 12:37 WIB

Ketupat (foto: ist)

Celoteh

Obrolan Wartawan di Sela Ketupat Lebaran

Senin, 31 Mar 2025 - 20:48 WIB

Ilustrasi buku jurnalisme sastrawi. (foto: dok pribadi)

Celoteh

Wartawan, Storyteller yang Bukan Pengarang Bebas

Minggu, 30 Mar 2025 - 17:53 WIB

Penulis saat berada di kantor Tempo. (foto: dok pribadi)

Celoteh

Merapat ke Markas Tempo

Sabtu, 29 Mar 2025 - 21:45 WIB