Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Pemkab Tulangbawang Barat (Tubaba) bersama Perusahaan asal New Zealand (Corpmax dan Ravensdown) mulai menanam rumput chicory di lahan seluas 500 meter persegi yang berada di belakang Komplek Islamic Center, Rawakebo, Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah.
Rumput Chicory tersebut merupakan jenis tanaman pakan unggul untuk peternakan Sapi yang didatangkan langsung dari Perusahaan Cropmark Seeds Company di Christchurch, New Zealand dan telah mendapatkan ijin masuk ke Indonesia dari Menteri Pertanian Nomor:2151/Kpts/PI.500/F/02/2019
Tentang Pemberian Izin Pemasukan Benih Ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia pada tanggal 22 Februari 2019.
\”Ya hari ini mulai menanam rumput jenis Chicory tersebut, Pemkab siapkan lahan seluas 500 meter persegi di belakang komplek Islamic Center,\” terang Kepala Dinas Peternakan Tubaba, dr.h Nazaruddin kepada Netizenku.com, Senin (17/6)
Menurut Nazar, tanaman pakan ternak seluas 500 meter persegi tersebut menjadi pilot proyek pengembangan pakan sapi di Kabupaten Tubaba. Nantinya, ketika tanaman tersebut berhasil akan dilakukan penanaman lebih luas lagi dengan melibatkan masyarakat para peternak.
\”Keunggulan tanaman ternak jenis Chicory ini merupakan tanaman yang luar biasa dan mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi sangat baik untuk penggemukan sapi, dan umur tanaman juga sangat pendek hanya 40 hari sudah bisa di panen,\” paparnya.
Nazar menambahkan, penanaman rumput Chicory tersebut merupakan pertama kali dilakukan di Tubaba. Sebab, yang rencananya akan ditanam di lahan seluas 4 hektare milik warga di Kecamatan Tulangbawang Udik pada awal tahun 2019 urung dilakukan. Pihak perusahaan baru akan melakukan pengujian dan penelitian bagaimana perkembangan tanaman tersebut di lahan belakang Islamic Center.
\”Padahal sudah kita siapkan 4 hektare, tapi pihak perusahaan baru mau melakukan penananaman di belakang Komplek Islamic Center,\” terangnya.
Sebelumnya, Richard Christie (Director Southstar Tehnology) melalui penerjemah dr.h Nanang pada Februari 2019 lalu di Hotel Berugo mengatakan berdasarkan kondisi alam dan dukungan pemerintah daerah tanaman Chicory ini sangat berpotensi untuk keberhasilan.
Menurutnya, rencana penelitian dengan melakukan penanaman rumput pakan ini telah dilakukan sejak beberapa pekan lalu dengan melihat lokasi lahan, dan mengurus perizinan, dan izin tersebut telah keluar pada 22 Februari 2019 oleh Kementrian Pertanian di Jakarta.
\”Untuk percobaan tanaman ini kita butuh lahan yang benar-benar terbebas dari gulma sehingga kita akan tahu bagaimana produktivitas dari bibit unggul ini seberapa produksinya, dan setelah kita tahu ini baru kita cek seberapa kandungan nutrisi, dan gizinya berubah atau tidak dari yang kami kembangkan di Negara Asal (New Zealand),\” paparnya.
Dia menambahkan, nantinya penanaman rumput ini di pupuk menggunakan Pupuk Micro Nutrisi Feutilizer yang sangat penting untuk budidaya penggemukan sapi, \”Kerja Micro Nutrisi Feutilizer ini dibuat seperti KB Susuk, yakni nutrisinya akan terlepas pelan-pelan sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga penggunaannya tidak berlebihan,\” terangnya.
Sementara menurut Brian Thorrington (Managing Director of New Company PMA New Zealand Lifestock Feed Sistem) mengatakan rumput pakan ternak jenis ini di Negara Asal (New Zealand) dapat dimanfaatkan untuk pakan 10 ekor sapi perhektarnya.
\”Sementara dengan melihat kondisi tanah dan cuaca panas di Tubaba rumput ini dapat lebih efisien dikembangkan di Indonesia khususnya Tubaba yang ditaksir bisa dimanfaatkan untuk 20 ekor sapi/1 hektar (selama masa penggemukan) tanpa tambahan pakan lainnya,\” singkatnya. (Arie)