Bandarlampung (Netizenku.com): Partai politik diharapkan mampu menghadirkan kader, baik laki-laki maupun perempuan, yang memiliki perspektif gender untuk duduk di posisi politik tertentu.
Hal itu disampaikan Ketua Forum Komunikasi Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PUSPA) Provinsi Lampung, Yuli Nugrahani, menanggapi kepemimpinan politik oleh perempuan yang tidak memiliki perspektif gender.
“Mereka tidak ada persiapan dan tidak pernah dipersiapkan untuk itu,” kata dia saat ditemui usai acara dialog Perempuan dan Tantangan Peradaban di Malahayati Career Center (MCC) Universitas Malahayati, Bandarlampung, Selasa (8/3).
Baca Juga: IWD 2022, Kopri PMII Bandarlampung Ajak Perempuan Mandiri
Menurut Yuli, partai politik saat ini tidak sungguh-sungguh melakukan fungsi pengkaderan dengan menyediakan ruang pembelajaran bagi kader yang akan menduduki posisi kepemimpinan.
“Yang diambil sekarang ini apa, popularitas. Orang yang populerlah diangkat ke sana, dan mungkin punya duit,” ujar dia.
Bagi Yuli tidak menjadi soal siapa yang akan menduduki posisi politik tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, tapi kader yang dipersiapkan harus punya pemahaman tentang gender untuk mengusung keadilan dan kesetaraan gender.
“Ngomong soal gender bukan ngomong perempuannya tapi kemanusiaannya. Dihargai gak manusia yang unik dengan segala sesuatu yang melekat pada dirinya dan mengikuti perkembangan hidupnya,” kata dia.
“Terlebih kepada teman-teman kita yang disabilitas. Terpenuhi gak?”
Yuli menilai kebijakan-kebijakan pembangunan, khususnya Lampung, belum mengarah pada keadilan dan kesetaraan gender.
“Tidak ada perhatian ke situ. Lihat jembatan penyeberangan jalan yang bolong-bolong, kalau misalnya aku perempuan memakai rok, apakah itu memenuhi kebutuhanku?” Ujar Yuli.
Semua pihak khususnya partai politik sebagai representasi pemerintahan, lanjut dia, perlu melakukan pendidikan politik kesetaraan gender, khususnya bagi anggota legislatif. (Josua)