Bandarlampung (Netizenku.com): Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Bandarlampung dan Pusat Kajian Masyarakat Anti Korupsi dan Hak Azasi Manusia (Puskamsikham) Fakultas Hukum Universitas Lampung (FH Unila) menggelar diskusi usai nonton bareng (nobar) film dokumenter garapan WatchdoC Documentary “The EndGame” KPK RI, ronde terakhir melawan korupsi.
Nobar digelar UKPM Teknokra Unila di Lantai 2 Ruang Sidang Graha Kemahasiswaan kampus setempat dan dihadiri masyarakat umum, Sabtu (5/6) malam.
Baca Juga: Lampung Nobar Film Dokumenter “The EndGame” KPK
Direktur LBH Bandarlampung Chandra Muliawan mengatakan KPK RI sebagai anak kandung reformasi, mati di tangan penguasa.
Film dokumenter yang disutradarai Dhandy Laksono, kata Chandra, mengisahkan upaya pelemahan KPK sebagai anak kandung reformasi sudah berlangsung sejak lama dan sistematis.
“Saya menggarisbawahi upaya pelemahan KPK itu sudah dari lama. Di rezim ini pamungkasnya,” tegas dia.
Chandra mengaku merinding mendengar kesaksian para penyidik dan pegawai KPK yang disingkirkan karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan.
“Negara ini mau mencari orang seperti apa lagi kalau yang begitu tidak memenuhi syarat. Dibuang oleh negara. Jadi syarat seperti apa lagi yang dibutuhkan,” ujar dia.
Peneliti Puskamsikham FH Unila, Ridho Ardiansyah, mengatakan penguatan KPK sebagai lembaga antirasuah harus diikuti dengan political will atau kebijakan politik pemerintah, salah satunya dengan peningkatan realisasi anggaran KPK.
“Jika dibandingkan dengan anggaran lembaga antirasuah di Hongkong, Independence Commission Against Corruption, jauh lebih besar bila dibandingkan dengan anggaran KPK RI,” kata dia.
Ridho mengajak masyarakat untuk tetap membangun sikap optimis terhadap KPK RI dalam memberantas para koruptor.
“Sedikit banyaknya harus tetap kita dukung karena cara untuk menggoyahkan iman kepercayaan kita adalah seolah-olah KPK sudah mati atau tidak ada lagi,” ujar dia. (Josua)
Baca Juga: Puskamsikham Fakultas Hukum Unila Tolak Pelemahan KPK RI