Menjadi Politisi, Antara Ambisi dan Penyakit Mental

Avatar

Kamis, 11 Oktober 2018 - 09:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: Ilustrasi/Istimewa)

(Foto: Ilustrasi/Istimewa)

Lampung (Netizenku.com) : Masyarakat tentu sudah akrab dengan tingkah laku politisi yang haus kekuasaan.

Psikiater Dame Jane Roberts dalam bukunya Losing Political Office mengatakan, tak mudah bagi politisi untuk kehilangan kekuasaan.

Kalah, mundur, dan tak lagi berkuasa bagi politisi sama dengan kehilangan identitas yang bisa menyebabkan gangguan mental.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Roberts yang mengutip kalimat Sigmon Freud mengatakan, kuasa bagi politisi adalah ide atau objek yang harus diperjuangkan dengan sepenuh hati.

Selain kerja keras, politisi harus melakukan pengorbanan termasuk dalam kehidupan pribadi demi ambisi.

Dengan banyaknya pengorbanan yang harus diberikan, tak heran bila politisi terkena depresi saat kehilangan kekuasaan.

\”Bagi politisi harus angkat kaki dari pusat kekuasaan seperti peringatan duka, namun tidak ada yang meninggal atau penguburan. Hal ini diperparah dengan tidak ada pengakuan atau ucapan terima kasih dari partai pengusung. Mereka yang kalah dalam pemilihan atau mundur akan dilupakan begitu saja,\” kata Roberts.

Politisi juga harus menanggung malu saat kembali ke lingkungan masyarakat. Terlepas dari motif angkat kaki dari pusaran kekuasaan, masyarakat akan melabeli mereka sebagai politisi gagal.

Hal ini akan mempengaruhi kehidupan pribadi politisi yang merasa dunianya hancur.

Tak heran bila politisi menolak bertemu dengan masyarakat, misal dengan mengunci diri, karena minimnya kesiapan mental selepas tidak lagi menjadi pejabat.

Menurut Roberts, risiko mengalami gangguan mental mengintai siapa saja yang hendak terjun ke dunia politik. Tekanan dan ambisi menyebabkan politisi tak punya jalan lain kecuali memenuhi tuntutan tersebut.

Hari Kesehatan Jiwa yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober menjadi pengingat pentingnya kesiapan bagi calon politisi jika tak ingin kelak mengalami depresi.

(Roshma Widiyani/detikcom)

Berita Terkait

LEIF 2025: Momentum Lampung Unjuk Ramah Investasi dan Berupaya Mengalirkan Energi dari Ladang ke Dunia
Oking Ganda Miharja Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum di Universitas Jayabaya
Pegiat Literasi Maman Suherman Raih Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka
Rakernas IWO 2025: Film Suamiku, Lukaku Jadi Gerakan Nasional Lawan KDRT
Wamenkopolhukam Ajak Pers Jaga Napas Demokrasi
IWO Dorong Jurnalis Adaptif di Era Digital
Triga Lampung Desak Kejagung Tetapkan Tersangka Kasus Suap Zarof Ricar
Pesan untuk Jakarta, “Ukur Ulang atau Kami Duduki!”

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 13:10 WIB

Imbas Pergub Singkong, Sejumlah Pabrik Tapioka di Lampung Utara Hentikan Operasional

Rabu, 12 November 2025 - 11:59 WIB

Pemprov Lampung Dorong KMP Jadi Penggerak Ekonomi Desa 

Rabu, 12 November 2025 - 08:41 WIB

UMP 2026: Menakar Keadilan di Timbangan Buruh dan Modal

Selasa, 11 November 2025 - 18:13 WIB

Buruh Desak UMP Lampung 2026 Naik 15 Persen

Selasa, 11 November 2025 - 14:18 WIB

Herman HN Tegaskan Komitmen NasDem Hadir untuk Rakyat

Selasa, 11 November 2025 - 03:57 WIB

Produksi Padi Lampung 2025 Melimpah, Bukti Kedaulatan Pangan Makin Nyata dan Jadi Kado Doktor Elvira

Senin, 10 November 2025 - 16:23 WIB

Perkuat Kaderisasi, Panji Bangsa Lampung Gelar Pendidikan Instruktur

Senin, 10 November 2025 - 16:06 WIB

Ketua Fraksi PKB Lampung: Maknai Hari Pahlawan dengan Aksi Nyata

Berita Terbaru

Pringsewu

Modus Ganjal ATM di Pringsewu, Dua Pemuda Tanggamus Diciduk

Rabu, 12 Nov 2025 - 18:33 WIB

Lampung

Pemprov Lampung Dorong KMP Jadi Penggerak Ekonomi Desa 

Rabu, 12 Nov 2025 - 11:59 WIB

Lampung Tengah

Munir Serap Aspirasi Warga Anak Tuha

Rabu, 12 Nov 2025 - 10:11 WIB