Bandarlampung (Netizenku.com): Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terletak di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kembali meletus sebanyak 232 kali. Catatan ini merupakan hasil pengamatan sejak Rabu hingga Kamis (24-25/10) dini hari.
Visual malam hari dari kamera CCTV, teramati sinar api dengan lontaran material pijar dengan tinggi 100-200 meter di atas puncaknya. Pada Rabu (24/10) sekitar pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau. Kaca dan pintu di pos pengamatan pun sampai bergetar.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), selama pengamatan visual, gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut itu, asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, timur, dan selatan. Suhu udara 24-34 derajat Celsius, kelembapan udara 68-100 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Aktivitas kegempaan lebih sebanyak 232 kali, amplitudo 38-58 mm, durasi 29-102 detik. Vulkanik Dangkal 9 kali, amplitudo 7-40 mm, durasi 10-14 detik. Vulkanik dalam 6 kali, amplitudo 38-50 mm, S-P 1-2 detik, durasi 8-20 detik. Tremor Menerus 3-31 mm (dominan 7 mm).
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih berada dilevel II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Harianto, GAK masih aman jika dilihat dari radius 2 Km. Dan erupsi yang dilakukan GAK justru malah baik.
\”GAK berstatus waspada. Masyarakat tidak perlu panik dengan isu hoax. Erupsi GAK justru baik, karena mengurangi ledakan eksplosif,\” singkatnya.(Agis)