Bandarlampung (Netizenku.com): LBH Bandarlampung mendampingi lima penyandang difabel A yang tergabung dalam Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) membuat laporan polisi dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan di Polresta Bandarlampung, Rabu (9/2).
Kelimanya yakni Ichan Ridwan, Muhammad Asnawi, Ade Yusia, Ahmad Nusri Jaya, dan Sunandar harus menderita kerugian sebesar Rp27.004.650 akibat dugaan penipuan yang oleh PT Pesona Artha Zilvara selaku pengembang.
Direktur LBH Bandarlampung, Sumaindra Jarwadi, menuturkan kerugian sebagaimana dimaksud merupakan DP (down payment) atau uang muka dan angsuran yang telah diberikan kepada PT Pesona Artha Zilvara.
Pemberian uang itu untuk sebidang tanah kavling dengan nomor 5, 4, 9, 10 dan 8 yang berlokasi di Desa Palputih II, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan dengan total luas lahan 464 meter persegi.
“Namun setelah menyerahkan DP dan angsuran tersebut, para korban tak kunjung mendapatkan haknya sebagaimana yang ditawarkan dan/atau diperjanjikan,” ujar Suma.
Para korban yang didampingi LBH Bandarlampung telah mengirimkan permintaan klarifikasi dan somasi kepada PT Pesona Artha Zilvara atas peristiwa yang dialami korban.
Sumaindra menjelaskan sampai dengan dikirimkannya surat permintaan klarifikasi dan somasi kedua tertanggal 23 Desember 2021, pihak pengembang sama sekali tidak memberikan respon terhadap permintaan klarifikasi tersebut.
“LBH Bandarlampung melihat pihak PT Pesona Artha Zilvara tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan permasalahan,” kata dia.
Sehingga LBH menilai patut diduga telah terjadi suatu tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan yang dilakukan oleh PT Pesona Artha Zilvara sebagaimana dimaksud Pasal 372 Jo Pasal 378 KUHP.
“Hal demikianlah yang mendasari LBH Bandarlampung mendampingi Ichan Ridwan, Muhammad Asnawi, Ade Yusia, Ahmad Nusri Jaya dan Sunandar melapor ke Polresta Bandarlampung,” ujar dia.
Kemudian Pemkot Bandarlampung, lanjut Suma, juga berperan serta dalam mengevaluasi izin yang diberikan pemkot kepada PT Pesona Artha Zilvara dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Maka atas peristiwa hukum tersebut, LBH Bandarlampung meminta :
1. Polresta Bandarlampung agar segera mengusut tuntas dugaan Tindak Pidana Penipuan dan/atau Penggelapan yang dialami para korban dan memberantas mafia tanah.
2. Pemerintah Kota Bandarlampung agar segera mengevaluasi terkait izin-izin perusahaan pengembang tanah dan perumahan, khususnya izin dari PT Pesona Artha Zilvara. (Josua)