Bandarlampung (Netizenku.com): Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Fahrizal Darminto, menekankan situasi saat ini menjadi tantangan kolektif dalam penanggulangan Tuberkulosis (TBC) yang membutuhkan perhatian dari berbagai pihak.
Ia menjelaskan aspek sosial ekonomi seperti perlindungan sosial, pengendalian kepadatan penduduk, kekurangan gizi, stigma dan diskriminasi terhadap pasien dan keluarganya, serta pencegahan dan pengendalian di fasilitas publik.
“Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang harus mendapat perhatian serius,” kata dia ketika membuka Rakor Tim Percepatan Penanggulangan TBC Lampung Tahun 2024, yang diinisiasi oleh Dinkes Lampung.
Ketua Panitia acara yang juga Kadis Kesehatan, Edwin Rusli, melaporkan pelaksanaan rakor ini merupakan tindak lanjut dari hasil kick off Rapat Koordinasi Penanggulangan TBC bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
Edwin menyatakan tujuan rakor ini adalah untuk berkoordinasi bersama multi-sektoral guna sosialisasi Perpres No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TBC).
“Serta pengembangan rencana aksi dan tindak lanjut dari masing-masing OPD dan lintas sektor yang terlibat dalam SK Tim Percepatan Penanggulangan TBC di Provinsi Lampung,” jelas Edwin.
Sebelumnya, Edwin menjelaskan menurut estimasi dari Kementerian Kesehatan, Provinsi Lampung masuk dalam empat provinsi dengan beban kasus tinggi, yaitu di atas 30.000 kasus.
Di tahun 2024, Provinsi Lampung memiliki estimasi kasus Tuberkulosis sebanyak 31.302, dengan Kota Bandarlampung sebagai pemilik beban kasus tertinggi sekitar 5.879 kasus.
Kabupaten Lampung Tengah mengikuti dengan 4.543 kasus, Lampung Selatan 3.308 kasus, dan Lampung Timur 3.275 kasus, sementara kabupaten/kota lainnya berada di bawah estimasi 3.000 kasus.
Estimasi ini didasarkan pada perhitungan jumlah penduduk, faktor usia, jenis kelamin, serta variabel lain dan juga tingkat fasilitas kesehatan yang dimiliki.
Hingga triwulan kedua, penemuan kasus Tuberkulosis yang telah ditemukan dan diobati berkisar 5.992 atau 19% dari estimasi beban kasus yang ditetapkan. (Luki)