Lampung Barat (Netizenku.com): Membangun kabupaten tangguh bencana membutuhkan peran serta seluruh komponen masyarakat, sehingga saat hal yang tidak diinginkan terjadi, masyarakat sudah siap menghadapinya.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lampung Barat (Lambar) merupakan salah satu komponen yang juga ikut berpartisipasi dalam mewujudkan Lambar sebagai kabupaten tangguh bencana.
Melalui pendekatan program Pengurangan Risiko Bencana Terpadu Berbasis Masyarakat atau yang kerap dikenal dengan sebutan PERTAMA, PMI bekerjasama dengan American Red Cross (AmCross) melaksanakan program desa tangguh bencana dan sekolah tangguh bencana.
Terdapat tiga pekon binaan PMI yang termasuk dalam program ini, yaitu Pekon Ujung Kecamatan Lumbok Seminung, Pekon Sukamarga dan Tuguratu Kecamatan Suoh.
Selain membangun desa tangguh, PMI bersama dengan AmCross juga membangun sekolah aman dan tangguh bencana. Program tersebut dilaksanakan di SMPN 1 Suoh, SMPN Satap 1 Suoh, dan SMPN 1 Lumbok seminung.
Sekolah Tangguh, jelas sekretaris PMI Lambar, Agus Darma Putra, bertujuan untuk mengingkatkan kesiapsiagaan elemen sekolah, guru, murid dan orang tua dalam menghadapi bencana yang ada di daerah tersebut.
Program membangun sekolah tangguh dan aman bencana di tiga sekolah tersebut, jelas dia, sudah berjalan selama satu tahun terakhir.
Berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk mencapai ketiganya menjadi sekolah tangguh bencana, diantaranya membentuk tim Ayo Siaga Bencana (ASB) sekolah yang terdiri dari para siswa, melakukan pelatihan kepada tim ASB untuk meningkatkan kapasitas tim, sehingga kemudian dapat melakukan kegiatan kampanye penyadaran kepada warga sekolah.
Selain itu, PMI juga melaksanakan kegiatan pelatihan-pelatihan khusus untuk guru, yang kemudian diharapkan dapat menguatkan kapasitas para guru, dan seluruh komponen yang ada di sekolah.
Kegiatan lain yang juga sudah dilaksanakan seperti menyepakati jalur evakuasi dan titik kumpul di lingkungan sekolah program, melaksanakan kegiatan pemetaan risiko bencana sekolah.
Selain itu juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan analisa kebencanaan yang melibatkan siswa dan dewan guru, hingga pada kegiatan menyusun rencana aksi sekolah dapat mengurangi dampak resiko bencana.
Selanjutnya juga menyusun dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) penanggulangan bencana di sekolah.
“Kita bersama-sama dengan sekolah juga sudah menyusun SOP penanggulangan bencana sekolah, dan sudah kita simulasikan. Sehingga diharapkan pada saat ada bencana, seluruh komponen sekolah sudah mengetahui apa yang harus mereka perbuat, dan muaranya, dapat mengurangi dampak risiko bencana, seperti korban luka dan korban jiwa,” ujarnya kepada Netizenku.com, Senin (15/10/2018).
Agus berharap, kegiatan tersebut juga dapat ditularkan di sekolah-sekolah lain yang ada di Lambar, sehingga Lambar benar-benar akan menjadi Kabupaten Tangguh Bencana. (Iwan)