Bandarlampung (Netizenku.com): KPU Kota Bandarlampung mulai melakukan pemetaan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menerapkan rekapitulasi suara elektronik secara online di TPS lewat aplikasi Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) pada Pilkada Bandarlampung 2020.
Sejak Jumat (23/10) lalu, KPU Bandarlampung mulai melakukan proses login dengan menginstal aplikasi Sirekap dan keesokan harinya, Sabtu (24/10), mengikuti simulasi nasional bersama 341 satuan kerja KPU termasuk 8 kabupaten/kota di Lampung yang mengikuti Pilkada Serentak.
Ketua Divisi Teknis dan Humas KPU setempat, Fery Triatmojo, mengatakan di wilayah kota semua TPS bisa login dan instal aplikasi namun ada juga beberapa kabupaten lain di luar Lampung yang tidak bisa login.
“Instal aplikasinya bagus dan hari ini login pada simulasi tidak ada kendala dalam arti, KPU Kota langsung melibatkan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan panitia pemilihan kecamatan (PPK),” kata Fery di Bandarlampung, Minggu (25/10).
KPU melibatkan dua TPS di Kecamatan Sukarame, TPS 23 dan 24, yang jaraknya berdekatan dengan Sekretariat KPU dalam simulasi nasional Sirekap. Simulasi nasional Sirekap yang berlangsung serentak dalam beberapa gelombang menggunakan simulasi untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur.
Simulasi berlangsung tanpa kendala jaringan, namun ke depannya, KPU berupaya melakukan antisipasi gangguan sinyal dengan mempertimbangkan pendirian TPS terkait kualitas jaringan terutama kekuatan sinyal.
Selain kendala jaringan, KPU juga melakukan standardisasi smartphone yang akan digunakan oleh petugas di TPS.
“Untuk smartphone yang digunakan minimal operating systemnya OS Android 7 Nouget dengan kamera 8 MP,” ujar dia.
Sementara petugas KPPS diharapkan melek teknologi agar bisa mengoperasikan aplikasi Sirekap serta berusia muda.
“KPU Kota berencana melakukan pemetaan kesiapan SDM dan jaringan. Pada prinsipnya saya yakin di KPU RI ada pemetaan zona bagus sinyal, 60-100 persen bagus atau tidak,” katanya.
Dia berharap KPU Bandarlampung masuk dalam kategori itu karena kontur wilayahnya tidak banyak berbukit.
“Secara SDM kami akan merekrut operator di tingkat PPK, KPU. Kalau jaringan semua kecamatan ada wifi. Jadi syarat-syarat infrastrukturnya terpenuhi,” pungkas Fery.
Ketua KPU Bandarlampung Dedy Triadi mengatakan penggunaan Sirekap bertujuan untuk transparansi dan akuntabilitas.
“Dengan aplikasi Sirekap yang berbasis android, formulir C Plano, catatan penghitungan suara dan salinan berita acara akan difoto dan dikirim ke server,” ujar Dedy.
Simulasi ini, lanjut dia, untuk memeriksa server dan kapasitas bandwith karena dilakukan serentak di 341 daerah, walaupun dibagi beberapa gelombang, kemungkinan masih ada trial dan error.
“Simulasi dilakukan dengan mengundang PPK se-Bandarlampung dan mengundang KPPS dari 2 TPS terdekat di kantor kita serta tim kampanye pasangan calon yang berkepentingan mengawal suara,” katanya.
Anggota KPU Lampung Divisi Teknis, Ismanto, mengatakan penyelenggara pemilu menekankan tata cara proses pemungutan dan penghitungan suara (tungsura) dalam kondisi pandemi Covid-19.
“Artinya ada hal-hal dan prosedur yang berbeda dengan pelaksanaan pilkada di masa pandemik. Tentunya protokol kesehatan perlu dikedepankan menjadi prioritas utama di TPS,” kata Ismanto.
“Ini berkaitan dengan rekapitulasi di TPS dengan aplikasi Sirekap dan secara berjenjang,” lanjut dia.
Ismanto menjelaskan aplikasi Sirekap merupakan alat bantu dan penyempurnaan dari aplikasi Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara) yang dilaksanakan pada pemilihan-pemilihan sebelumnya.
“Kalau pada Situng, dulu ada C1 cepat nanti dikumpulkan di KPU, operator KPU memasukkan ke dalam aplikasi Situng dengan mengetik. Kalau Sirekap, langsung dalam TPS itu memfoto dan masuk aplikasi server KPU RI secara online,” ujarnya.
Aplikasi Sirekap membaca hasil dengan OCR atau OMR.
“Jadi dari 7 anggota KPPS minimal ada satu yang mempunyai handphone android dan email untuk mengunduh aplikasi Sirekap, kemudian Pengawas TPS, dan saksi calon,” katanya.
KPU Lampung saat ini mulai mempelajari setiap TPS di daerah untuk memetakan wilayah dengan blank spot terkait ketersediaan jaringan internet.
“Kita akan mengambil langkah-langkah atau tindakan seperti apa ketika dalam satu TPS benar-benar tidak ada jaringan internet ataupun sinyal sesuai aplikasi tadi,” tutup dia. (Josua)