Liwa (Netizenku.com): Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus mengatakan, saat ini destinasi wisata perkebunan yang menyuguhkan keindahan alam masih sangat jarang.
\”Kita tidak punya laut, yang selama ini menjadi primadona, maka Lampung Barat yang memiliki kekayaan kebun kopi, harus kita kembangkan sehingga menjadi destinasi wisata alam,\” katanya saat meninjau di Kampoeng Kopi Pekon Rigis Jaya Kecamatan Air Hitam, Rabu (26/12).
Agro wisata Kampoeng Kopi harus dikemas dengan baik dan menarik, sehingga wisatawan yang berkunjung tidak hanya sebatas melihat hamparan kebun kopi, tetapi dapat beraktivitas langsung bersama masyarakat.
\”Jadi kalau ada wisatawan yang datang selain disapa dengan ramah, serta melihat secara langsung perkebunan kopi, juga diajak berinteraksi langsung dengan petani,\” ujar Parosil didampingi Wakil Bupati Mad Hasnurin, Ketua DPRD Edi Novial dan Kabag Humas dan Protokol Burlianto Eka Putra serta Camat Air Hitam Domi Nofalisa.
Bupati juga mengatakan, bagi pengunjung Kampoeng Kopi juga dapat secara langsung berbaur dengan petani, dan melakukan aktivitas seperti melakukan proses penyetekan, pembibitan, panen bahkan memproses buah menjadi bubuk kopi yang nikmat.
\”Alam di Kampoeng Kopi Rigis Jaya yang sejak dengan bentangan kebun kopi ribuan hektar, hamparan kabut putih di pagi hari menjadi alternatif wisata warga dari luar Lampung Barat dan bisa langsung melakukan aktivitas bersama masyarakat setempat,\” jelasnya.
Terkait pengembangan perkebunan kopi di Lampung Barat kata Parosil, pihaknya tidak saja menambah pengetahuan petani secara otodidak tetapi Pemkab memfasilitasi petani untuk belajar di daerah luar Lampung Barat, bahkan pada 2019 akan didirikan sekolah kopi.
\”Kopi merupakan potensi perkebunan terbesar di Lampung Barat, jadi untuk terus melestarikan sehingga petani tidak beralih ketanaman lain, Pemkab terus memacu pengembangan pengetahuan petani, salah satu yang akan kita rintis Tahun 2019 adalah sekolah kopi,\” kata Parosil, seraya menjelaskan di Kampoeng Kopi saat ini sudah terbangun berbagai fasilitas pendukung. (iwan)