Bandarlampung (Netizenku.com): Pemanfaatan teknologi dalam bidang transportasi semakin dibutuhkan, sehingga setiap kota perlu merancang pengembangan transportasi modern di kotanya. Pemanfaatan big data menjadi hal penting dalam pengembangan moda transportasi yang mudah diakses.
Hal tersebut menjadi intisari dari webinar bertajuk Pemanfaatan Big Data Dalam Perencanaan Transportasi, yang diselenggarakan Pusat Riset dan Inovasi Big Data Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Kamis, 8 Juli 2021.
Webinar yang diikuti lebih dari 350 peserta tersebut menghadirkan narasumber Senior Officer PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Agung Wahyudi dan Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITERA, Shahnaz Nabila Fuady ST MT, yang tengah menempuh pendidikan doktor di University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna, Austria.
Dosen PWK ITERA, Shahnaz Nabila Fuady menyebutkan smart transportation menjadi bagian penting dalam pengembangan smart city atau kota cerdas.
Transportasi cerdas adalah sistem transportasi yang menggunakan teknologi, termasuk penerapan big data untuk menyediakan layanan yang ramah bagi pengguna dan memudahkan manajemen lalu lintas.
Pengguna big data dalam transportasi dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih aman, terintegrasi, dan efisien.
Contoh pemanfaatan big data dalam transportasi seperti dalam sistem e-parking, electronic road pricing, perencanaan mobility hub, automation vehicles, integrasi public transport dan pengembangan micromobility yang kini banyak diterapkan di kota-kota modern.
Shahnaz menyebutkan di Vienna, Austria, telah menggunakan transportasi berbasis smart city dengan didukung big data.
Setiap jalur pedestrian terhubung menuju tempat transportasi publik dan semua kegiatan tranportasi publik dapat dengan mudah diakses melalui ponsel cerdas.
“Pemanfaatan aplikasi yang mudah digunakan dengan pemilihan rute yang tepat dan berbagai jenis kendaraan memudahkan masyarakat Kota Vienna dalam melakukan perjalanan,” ujar Shahnaz.
Dalam perencanaan smart transportasi, Shahnaz menekankan yang menjadi pertimbangan penting adalah kecenderungan masyarakat dalam beraktivitas sehingga titik lokasi publik transportasi direncanakan secara matang.
Untuk itu perlu adanya big data yang besar yang dapat diakses setiap waktu.
Sementara Senior Officer PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Agung Wahyudi, dalam kesempatan yang sama menjabarkan secara detail konsep big data dalam arsitektur dan transportasi.
Big data mempunyai ukuran data yang tidak terbatas dengan kecepatan pemilihan data yang akurat bahkan hitungan detik. Big data menjadi populer karena setiap informasi kegiatan sehari-hari dijadikan informasi digital yang bervariasi.
“Salah satu contoh penerapan big data dalam bidang transportasi adalah self driving car yang di kembangkan oleh perusahaan Tesla, dalam sehari di perlukan 1TB data yang diinput dalam satu mobil Tesla,” jelas Agung.
Dalam webinar yang dipandu oleh Dosen Prodi PWK ITERA, Goldie Melinda Wijayanti, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM ) ITERA, Acep Purqon PhD, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa saat ini, pemerintah berencana untuk melakukan pembagunan di luar Jawa, terutama di Sumatera dan Kalimantan.
Sebagai institute teknologi di Sumatera, ITERA perlu berkontribusi secara maksimal untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada termasuk di bidang transportasi.
Terlebih dengan semakin berkembangnya sistem big data, sehingga akan semakin mudah untuk mengakses suatu informasi. (Josua)