Jakarta (Netizenku.com): Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan dominasinya terhadap rupiah.
Pada Jumat sore (31/8/2018) dolar AS sempat menembus level Rp 14.800.
Pelemahan mata uang rupiah beberapa bulan terakhir berdampak pada harga laptop dan aksesorinya.
Kenaikan harga laptop dan aksesoris ternyata cukup besar. Mulai dari kenaikan aksesoris yang mencapai 10% dan juga kenaikan harga laptop sampai Rp 300.000.
Salah satu Pedagang di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara Gunawan menjelaskan jika sudah sebulan ini harga laptop naik sekitar 10%.
\”Bukan soal merek dan jenis, tapi untuk penjualan harga laptop hampir semua naik 10%,\” ujarnya.
Gunawan menjelaskan kenaikan tersebut berlangsung secara bertahap.
Mulai dari harga di flyer dan distributor supplier sampai harga yang ditentukan oleh retail.
\”Bertahap naiknya. Sudah dua kali naik,\” kata dia.
Kenaikan tersebut sudah ditentukan oleh supplier pemasok di Mangga Dua.
Meski mengalami kenaikan, Gunawan mengaku banyak masyarakat yang memilih merek Acer dibandingkan merek-merek lain.
\”Meski Acer terbilang mahal, tapi orang orang timur lebih banyak yang mau beli Acer. Memang barangnya sama seperti yang lain, bagus dan mungkin di sana banyak service center-nya kalau rusak,\” kata dia.
Para pedagang laptop di Mangga Dua mengatakan, tiap kali ada kenaikan nilai dolar AS, dampaknya langsung terasa ke harga jual laptop yang mereka jual.
Salah satu pedagang di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara Suci Nurhayati menjelaskan, beberapa merek seperti Acer, Lenovo, HP sampai Asus mengalami kenaikan sekitar Rp 100.000 sampai Rp 150.000.
\”Sejak dolar AS naik, laptop udah naik dari dua bulan lalu. Sekitar Juli itu laptop naik sekitar Rp 100.000 sampai 150.000,\” jelas dia, di tokonya lantai 3 Harco Mangga Dua, Jakarta Utara.
Bahkan, lanjut Suci, ada merek laptop tertentu yang kenaikan harganya hingga Rp 300.000.
Untuk jenis Lenovo, Asus dan HP memang mengalami kenaikan hingga Rp 100.000 sampai Rp 150.000.
Namun, berbeda dengan Acer Suci menjelaskan, kenaikan harga laptop Acer bisa sampai Rp 300.000.
\”Nggak tahu ya, Acer itu harganya bisa naik Rp 300.000,\” ujarnya.
Ketika ditanya apakah setiap dolar AS mengalami kenaikan harga laptop di Mangga Dua juga ikut naik, menurut Suci dampaknya tidak secara langsung.
\”Bisa. Tapi nggak hari ini naik besoknya langsung ikut naik, ada jeda waktu sekitar seminggu atau dua minggu ketika kita ambil barang di supplier,\” kata dia.
Menurut Suci, kenaikan tersebut sudah ditentukan oleh supplier pemasok di Mangga Dua.
Meski mengalami kenaikan, Suci mengaku banyak masyarakat yang memilih Acer dibandingkan merek-merek lain.
Terutama untuk konsumen yang membeli secara online untuk dikirim ke Kalimantan dan beberapa daerah di kawasan timur Indonesia.
Pedagang lainnya, Rini di lapak HP Mangga Dua Jakarta, mengaku tokonya pernah kehabisan jenis tertentu.
Ketika diminta untuk dikirim lagi untuk menambah stok harganya naik Rp 100.000.
\”Nggak semua naik, tapi pernah Agustus awal atau pertengahan. Ini saya minta stok notebook BW HP harganya bulan lalu Rp 5 juta. Tapi ketika datang dengan barang yang sama untuk dijual, sekarang harganya naik jadi Rp 5,1 juta,\” kata dia.
Salah satu pedagang aksesoris laptop dan komputer di Harco Mangga Dua, Jakarta Utara Pranoto menjelaskan, kenaikan dolar AS tidak langsung terdampak pada barang yang dia beli di pemasok.
Namun, harga beberapa produk seperti keyboard game, mouse, coolpad, speaker mengalami kenaikan yang cukup besar sampai Rp 10.000.
Sebagai pemasok yang kerap kali mendapat pesanan besar dari reseller, ia mengaku kerap menerima keluhan akibat kenaikan harga yang terdampak penguatan dolar.
\”Ada naik hanya memang untuk beberapa item yang agak mahal. Kita naikkan sekitar Rp 10.000, keluhan ada terutama dari reseller,\” jelasnya.
Menghadapi kenaikan harga aksesoris komputer karena dolar AS menguat, para penjual komputer dan aksesoris di Harco Mangga dua, Jakarta Utara melakukan berbagai cara agar dampak negatifnya bisa diantisipasi, seperti membatasi stok barang di toko.
Salah satu penjaga toko laptop merek HP, Rini menjelaskan hanya menyiapkan dua unit laptop untuk setiap jenisnya di dalam toko.
Selain untuk menghindari pencurian, skema ambil stok dari pusat juga dirasa efektif menahan dampak negatif penguatan dolar AS.
\”Satu jenis paling hanya dua stok. Karena nggak setiap hari terjual. Kalaupun ada yang mau beli tinggal ambil di supplier,\” kata dia.
Sementara itu strategi lainnya juga dilakukan salah satu pedagang aksesoris komputer, Gunawan.
Dia menjelaskan untuk mengantisipasi hal tersebut, ia sengaja memberikan harga agak tinggi untuk mengantisipasi fluktuasi terutama saat harga naik.
\”Misalnya kalau sudah nggak bisa lagi bertahan, kita naikkan agak tinggi misalnya naik Rp 5.000-10.000, agar nanti kalau ada kenaikan harga dari supplier kita nggak deg-degan, kata dia.
Gunawan juga menjelaskan, langkah antisipasi juga tidak hanya dilakukan oleh para pemilik toko.
Ia menjelaskan para reseller peralatan komputer yang biasa membeli di tokonya juga melakukan langkah antisipasi.
Pasalnya, harga beberapa produk seperti keyboard game, mouse, coolpad, speaker mengalami kenaikan sampai Rp 10.000-12.000 sehingga para reseller akhirnya membeli barang dengan kualitas dan harga yang lebih murah.
Sebagai pemasok yang kerap kali mendapat pesanan besar dari reseller, ia mengaku kerap menerima keluhan akibat kenaikan harga yang terdampak penguatan dolar AS.
\”Ada yang naik, memang hanya untuk beberapa item yang agak mahal. Kita naikkan sekitar Rp 10.000 tapi kan kalau belinya banyak nambahnya juga mahal, cuma kan keluhan ada terutama dari reseller,\” jelasnya.
Langkah lainnya adalah dengan lebih selektif membeli barang yang akan dijual kembali. Memilih produk dengan kualitas yang lebih rendah pun sulit dihindari.
Ia menjelaskan, banyak reseller yang akhirnya mengambil barang dengan kualitas yang lebih bawah, untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
\”Misalnya untuk yang keyboard dia biasa beli yang Rp 300.000, nah karena yang Rp 300.000 jadi 315.000 dia jadi beli yang Rp 250.000. Reseller beli ke harga yang lebih rendah dan kualitasnya juga yang agak bawah,\” katanya. (dtc/lan)