Bandarlampung (Netizenku.com): Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung menganggap kesadaran masyarakat dalam mengantisipasi Demam Berdarah Dengue (DBD) masih rendah. Hal tersebut menjadi salah satu faktor utama tingginya kasus DBD di Lampung yang mencapai 4.151 orang hingga 15 Mei 2024.
Menurut Kepala Dinkes Lampung, Edwin Rusli, masyarakat lebih memilih fogging daripada melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Selain itu, masih banyak sanitasi yang buruk di Provinsi Lampung yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Kesadaran masyarakat kita memang masih rendah. Masyarakat juga kurang pengetahuan dalam mencegah potensi terjadinya penyebaran DBD,” kata dia ketika dihubungi Netizenku.com, Minggu (26/5).
Kurangnya pengetahuan yang dimaksud, jelas dia, seperti masyarakat enggan menutup penampungan air, tidak menguras tempat penampungan air, tidak mendaur ulang barang bekas, tidak menggunakan anti nyamuk, dan menggantung pakaian bekas.
“Kurangnya pengetahuan masyarakat itu berpotensi mejadi sarang nyamuk berkembang biak,” jelasnya.
Selain faktor kesadaran, perubahan cuaca juga mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Lampung. Pada tahun 2023, Lampung mengalami El Nino yang menyebabkan kemarau panjang, sedangkan di tahun 2024 terjadi perubahan iklim La Nina yang berimbas curah hujan tinggi.
“Peningkatan kasus ini terjadi di seluruh Provinsi di Indonesia, tidak hanya di Provinsi Lampung, bahkan meningkatnya kasus juga terjadi di beberapa negara di dunia,” jelas dia.
Hingga pertengahan Mei 2024, urai dia, kasus DBD di Lampung telah mencapai 4.151 orang dengan 15 kematian.
Kabupaten Lampung Utara mencatat jumlah kasus tertinggi sebanyak 822, disusul Lampung Tengah 763, Pringsewu 496, Lampung Timur 441, Metro 245, Lampung Barat 226, Tubaba 197, Pesawaran 157, Pesisir Barat 157, Bandarlampung 121, Way Kanan 120, Mesuji 118,Tanggamus 106, Tulang Bawang 98, dan kasus terendah tercatat di Lampung Selatan dengan 84 kasus.
Dibandingkan tahun 2023, jumlah kasus DBD di Lampung meningkat drastis. Pada periode yang sama di tahun 2023, hanya terdapat 1.051 kasus.
Untuk mengendalikan DBD, Dinkes Lampung mengimbau masyarakat untuk melakukan PSN 3M Plus secara rutin, tidak hanya saat musim hujan, tetapi setiap minggu. Upaya ini harus dimulai dari rumah tangga, sekolah, perkantoran, tempat umum, dan tempat ibadah.
“Langkah tersebut diharapkan dapat mengerem kasus DBD,” urai dia.
Menurut Edwin, pengendalian vektor melalui PSN 3M Plus lebih efektif untuk mengendalikan DBD dibandingkan fogging. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik-jentik nyamuk yang menjadi sumber penularan masih hidup.
“Jentik-jentik nyamuk itu merupakan sumber penularan nantinya,” pungkasnya. (Luki)