Tulangbawang (Netizenku.com): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulangbawang, melalui Dinas Kesehatan menyatakan jika angka stunting dipastikan mengalami penurunan hingga 12,79 persen atau sebanyak 27,900.23 balita pada tahun 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Tulangbawang, Patoni mengatakan jika berdasarkan hasil gerebek stunting di 15 kecamatan tahun 2020 ini pihaknya menemukan jika stunting tidak tinggi seperti hasil riset yang dilakukan oleh bidang kesehatan pemerintah pusat beberapa waktu lalu.
Karena menurut Patoni dari hasil riset atau swiping yang dilakukan pihaknya bersama dengan para tenaga kesehatan seperti bidan desa, aparatur kampung termasuk dari pihak kecamatan beberapa waktu lalu penyakit stunting di Tulangbawang sangat rendah dan tidak parah seperti yang dikatakan oleh pemerintah pusat sebelumnya.
\”Sebab kalau kita menyimak dari hasil riset yang dilakukan oleh pemerintah pusat daerah Tulangbawangkan masuk urutan nomor tiga tertinggi akan penyakit stunting ini dengan jumlah 32,49 Persen padahal aslinya setelah kita lakukan riset dengan tenaga ahli gizi, kita sangat rendah sekali dan jauh menurun bila dibandingkan daerah lainnya dan ini hasil real tidak main-main bahkan bisa kami pertanggungjawabkan hasil riset kami ini,\” katanya.
Menurut Patoni, hal tersebut terjadi lantaran pemerintah pusat pada saat melakukan riset terhadap penyakit stunting di Tulangbawang selain tidak melibatkan bidan desa setempat juga tidak menggunakan tenaga ahli gizi.
\”Bahkan mereka hanya mengambil semple saja tidak turun lapangan mengecek satu persatu, kalau kami kan tidak, data kami benar-benar real ada nama dan alamat mana yang terkena stunting bahkan disaksikan semua pihak jadi data kami ini yang apa adanya,\” terangnya.
Sebab dari riset di lapangan Patoni menegaskan jumlah real balita yang terkena stunting di 15 kecamatan se-Tulangbawang ada sebanyak 27.900.23 dari total jumlah seluruh balita, sebanyak 3000,71 balita atau sebanyak 12,79 persen saja yang terkena penyakit stunting.
Dengan rincian, Kecamatan Menggala dua kampung ada sebanyak 5,51 dan 23,00 persen, Menggala Timur 20,88 persen, Banjar Margo 18,44 persen, Banjar Agung 9,56 persen, Banjar Baru 6,23 persen, Gedung Aji 6,31 persen, Gedung Aji Baru 9,22 persen, Penawar Tama ada sebanyak 8,07 persen, Rawa Pitu sebanyak 18,88 persen, Rawa Jitu Timur 18,71 persen, Rawa Jitu Selatan dua kampung 5,51 dan 13,92 persen, Gedung Meneng 24,37 persen, Meraksa Aji 18,73 persen, Penawar Aji 14,42 persen, dan Dente Teladas dua kampung sebanyak 9,06 dan 9,18 persen.
\”Sedangkan dari hasil itu semua kalau digabungkan hanya 12,79 persen saja dengan perolehan Kecamatan Menggala Timur saja yang paling tinggi akan penyakit S
Stunting ini sedangkan lainnya tidak sehingga kesimpulannya penyakit stunting di Tulangbawang sangat rendah sekali,\” terangnya.
Patoni menerangkan, guna membasmi penyakit stunting di Tulangbawang tahun ini pihaknya sudah mengajak Dinas PUPR, dan Dinas Perikanan untuk melakukan penambahan gizi terhadap balita di seluruh kecamatan.
\”Karena penyakit ini terjadi pada saat usia balita 1000 hari dari pasca kelahiran disebabkan selain kekurangan gizi baik pada saat di dalam kandungan maupun pada saat balita sudah lahir ditambah lagi dengan banyaknya jamban yang masih menggunakan cara manual atau buang air besar sembarangan sehingga penyakit ini cepat sekali datang dan menyerang,\” paparnya.
Untuk itu Patoni mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya dinas terkait ataupun pihak terkait untuk bersama-sama membantu pihaknya mengatasi penyakit stunting di Tulangbawang.
\”Karena kalau kita tidak segera bertindak dengan memberikan sarana dan prasarana yang layak begitu juga dengan makanan tambahan bergizi bagi balita maka penyakit ini akan semakin parah dan meningkat nantinya terkhusus bagi masyarakat yang memiliki balita harus perhatikan gizi balita agar balita kita tumbuh dan berkembang dengan baik nantinya,\” imbuhnya. (Armadan)