Lampung Timur (Netizenku.com): Plt.Bupati Lamtim Zaiful Bukhori mengaku tak diberitahu tentang adanya kegiatan pelatihan jurnalis bagi perangkat desa yang dikoordinir BPMPD Lamtim, beberapa waktu.
Bahkan, dirinya menganggap pelaksanaan kegiatan pelatihan jurnalis bagi perangkat desa yang digelar di hotel Horison Bandarlampung tersebut, tidak benar alias menyimpang.
\”Terkait masalah pelatihan jurnalis kades tersebut, memang sudah saya ketahui beberapa hari lalu dari beberapa kepala desa. Terus terang, saya kaget mengetahui adanya kegiatan tersebut, dan anehnya lagi pelaksanaan kegiatan tersebut tidak ada laporan kepada saya selaku Plt.Bupati. Dengan mengetahui adanya kegiatan tersebut, saya langsung kumpulkan para kepala desa setelah acara pelatihan itu selesai. Sebab, kegiatan yang dilakukan itu sudah menyimpang dari yang seharusnya. Pada saat saya kumpulkan, saya langsung tegaskan bahwa kalau ada kegiatan seperti itu agar jangan diikuti lagi. Karena kegiatan itu memang tidak sesuai poksinya dan itu tidak benar untuk dilakukan. Kalau memang kegiatan itu masuk dalam program, seharusnya sudah ada laporan kegiatannya kepada saya selaku Plt.Bupati,\” jelasnya, Jumat (18/5).
Jadi, pihaknya menilai kegiatan tersebut tidak benar untuk dilakukan. \”Apa memang para kades itu sudah mau kerja di media juga, sehingga dibuat kegiatan pelatihan jurnalis?\” tanya Zaiful, didampingi Asisten I pemkab Lamtim Tarmizi.
Masih dikatakannya, pada saat waktu ada acara senam bersama di Jecamatan Batanghari, saat itu ada Camat dan Kades yang menyebutkan dan menyinggung terkait kegiatan pelatihan jurnalis Kades itu. \”Karena saya tidak ada pemberitahuan, maka saya langsung kembali bertanya, sebenarnya yang koordinir kalian itu siapa? dan anggarannya di APBDes itu seperti apa? Dan kemudian saya sampaikan, bahwa kegiatan itu tidak ada pemberitahuan pada Plt.Bupati, yang seharusnya pelaksanaan kegiatan tersebut harus ada pemberitahuan atau laporan,\” tegasnya.
Dirinya juga mengatakan, kalau memang kegiatan pelatihan jurnalis untuk Kades tersebut mau dilakukan, kenapa tidak dilakukan di Lamtim ini saja. \”Kenapa pelaksanaan kegiatan tersebut harus dilakukan di hotel yang ada di Bandarlampung? dalam hal ini harus jelas, siapa yang akan melatihnya, kapasitasnya seperti apa, gedungnya dimana. Kita ada Islamic Center yang bisa dipakai, kenapa kegiatannya harus dilakukan jauh-jauh ke hotel Bandar Lampung,\” ungkapnya.
Zaiful makin geram saat mengetahui biaya yang dikenakan perdesa mencapai Rp2,9 juta. \”Mereka (Kades) menjawab bahwa, setiap kamar dua orang dan biaya dikenakan Rp.2.910.000,00 setiap desa. Coba kalau kita hitung, duit itu banyak dan sayangnya lagi harus dibawa atau habiskan di Bandarlampung.
Kalau kegiatan tersebut dilakukan untuk tidak takut sama wartawan, maka dalam hal menjalankan tata pemerintahan ini kita harus paham bahwa kritik dan saran dari kawan-kawan dari media itu wajib hukumnya. Kalau tidak ada kontrol dari kawan media yang ada, bagaimana pemerintahan ini mau berjalan dengan baik? Jangan karena gak ada kontrol, kita merasa kerjaan yang kita lakukan itu sudah benar terus. Maka saya juga meminta kepada kawan-kawan media dan LSM yang ada di Lamtim ini untuk terus mengontrol kegiatan yang ada di Lamtim ini. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membenahi Lamtim ini. Lamtim ini adalah milik kita bersama, mari kita bawa lamtim ini ke arah yang lebih baik lagi,\” terangnya. (Nainggolan)