Banyak Guru Masih Celingak-celinguk Tak Paham Kurikulum Merdeka

Agis Dwi Prakoso

Rabu, 24 Juli 2024 - 12:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi penerapan Kurikulum Merdeka. (ist)

Ilustrasi penerapan Kurikulum Merdeka. (ist)

Alih-alih optimal menjalankan kurikulum merdeka, para guru justru sedang kebingungan memahami esensi dari kurikulum tersebut. Tak berlebihan bila diusulkan tiap sekolah menggelar pelatihan bagi seluruh gurunya.

(Netizenku.com): Pelatihan semacam itu dianggap penting untuk menyamakan persepsi mengenai kurikulum baru ini. Pelatihan dapat membantu guru untuk memiliki dan meningkatkan kapasitas dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Hal ini disebut dalam salah satu hasil studi The Smeru Research Institute tahun lalu dan studi-studi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenai Kurikulum Merdeka. Hasil studi ini disampaikan pada Forum on Education and Learning Transformation (FELT) 2024 di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Senin (22/7/2024).

Senior Research Fellow The Smeru Research Institute, Asep Suryahadi menjelaskan, guru merasa dukungan yang diberikan padanya untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka masih kecil. “Atau malah bisa dikatakan tidak ada. Meskipun ada platform Merdeka Mengajar yang bisa diakses oleh semua guru,” ucapnya.

Baca Juga  Tahukah Anda? ASN di Pemprov Lampung Didominasi Perempuan Berpendidikan Tinggi

“Menyediakan sesuatu, belum tentu orang itu bisa menikmatinya sesuai dengan yang kita harapkan. Karena ada perbedaan kebiasaan, minat, dan sebagainya juga. Jadi kalau yang kami temukan, para guru sebenarnya tetap berharap ada pelatihan secara tatap muka, secara intensif,” sambung Asep.

Lebih lanjut dia menguraikan, praktik idealnya adalah satu sekolah dilatih bersama-sama sebagai sebuah tim untuk memahami perubahan kurikulum. “Jadi bukan hanya satu-dua orang guru diundang untuk mengikuti pelatihan bersama dengan sekolah lain, tapi semua, seluruh komponen sekolah, belajar bersama-sama. Karena ini adalah perubahan sistem ya, jadi semua orang harus memiliki pemahaman yang sama di dalam komponen sistem itu,” ungkapnya.

Baca Juga  Rayakan Hari Jadi ke-1 Tahun, Lampung Menggendong Ajarkan Cara Menggendong Aman dan Nyaman

Di tingkat daerah, sambung Asep, studi menunjukkan bahwa guru juga berharap kebijakan pemda konsisten dengan implementasi Kurikulum Merdeka. Sebab, sampai saat ini masih ada daerah yang menerapkan penyeragaman ujian akhir siswa. Sementara pembelajaran yang berpusat pada murid dalam implementasi Kurikulum Merdeka memungkinkan guru-guru di berbagai sekolah menyampaikan materi esensial yang berbeda.

“Misalnya ada daerah-daerah yang masih menerapkan penyamaan atau penyeragaman ujian akhir siswa. Padahal dengan Kurikulum Merdeka itu guru memiliki diskresi untuk menyampaikan materi mana yang disampaikan, mana yang tidak,” terangnya.

Peningkatan Kapasitas Guru

Di sisi lain, studi Smeru menunjukkan, masih banyak guru yang menilai penting untuk menuntaskan semua materi pembelajaran ketimbang menerapkan pembelajaran sesuai kemampuan murid.

Selaras dengan studi tersebut, Kepala Pusat Riset Pendidikan BRIN, Trina Fizzanty, dalam forum yang sama menekankan pentingnya penyamaan persepsi dan peningkatan kapasitas guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Baca Juga  ITERA Dorong Kota Manfaatkan Big Data untuk Transportasi Modern

Hasil studi BRIN, ungkapnya, menunjukkan kini penting untuk memastikan guru sendiri punya kapasitas dalam memilih materi esensial yang akan diajarkan pada siswa.

“Kapasitas guru menjadi yang paling utama karena guru yang nanti akan mencoba memfasilitasi, mendorong siswanya untuk belajar sendiri dan seterusnya. Kami melihat persepsi belum sama di tingkat praktisi pendidikan,” paparnya.

“Masih ada yang menganggap Kurikulum Merdeka itu P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Kan tidak demikian ya. Karena persepsi yang masih ada demikian, (dianggap) menimbulkan biaya, padahal basisnya sebenarnya kemampuan lokal yang harus dibangun. Jadi persepsi yang sama ini dulu yang perlu kita tingkatkan, baru kapasitas meningkat,” kata Trina. (Sumber: detik.com)

Berita Terkait

Komite TKIT Fitrah Insani 2 Bagikan Sembako Hasil Tabungan Bank Sampah
Lampung Siap Sambut Wisatawan Liburan Akhir Tahun, Bobby Bocorkan Strateginya
Ini Dia Standar Hidup Layak di Lampung, Silakan Cek Pengeluaran Anda “Di Atas atau Masih di Bawah”
PWRI Lampung Gelar Pelatihan Jurnalistik Bangun Profesionalisme Wartawan
IPM Lampung Timur dan Kota Metro ‘Lampu Kuning’
IPM Provinsi Lampung 2024 Sebesar 73,13 Tumbuh Terjaga 0,65-0,69 Poin
Terobosan Bidang Kesehatan Stem Cell dan Kanker, Pemkab Pringsewu Jalin Kerjasama dengan SCCR Indonesia
Kabupaten Pringsewu (Sesungguhnya) Miliki Kearifan Lokal dari Daun-daun Bambu yang Berserakan

Berita Terkait

Jumat, 21 Februari 2025 - 02:19 WIB

Lentera Swara Lampung | Jumat, 21 Februari 2025

Rabu, 19 Februari 2025 - 22:16 WIB

Pemprov Lampung Gelar Pelepasan Pj. Gubernur Samsudin dan Pj. Ketua TP. PKK

Selasa, 31 Desember 2024 - 15:50 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Pimpin Rakor Penuntasan Pengelolaan Sampah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung

Kamis, 5 Desember 2024 - 20:33 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Raih Penghargaan Provinsi Sangat Inovatif

Rabu, 4 Desember 2024 - 23:58 WIB

Pj. Gubernur Lampung Hadiri Pembukaan Pendidikan Kepemimpinan NU, Wujudkan Pemimpin Berintegritas dan Berlandaskan Akhlak Mulia

Rabu, 4 Desember 2024 - 23:56 WIB

Pj. Gubernur Lampung Tinjau Peternakan Sapi Terintegrasi di Lampung Utara untuk Perkuat Ketahanan Pangan

Rabu, 4 Desember 2024 - 23:53 WIB

Pj. Gubernur Lampung Tinjau Balai Inseminasi Buatan, Dorong Modernisasi dan Peningkatan Stok Pangan

Sabtu, 30 November 2024 - 09:17 WIB

Pj. Gubernur Samsudin Hadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Dengarkan Arahan Presiden Prabowo Subianto

Berita Terbaru