Penutur Bahasa Lampung semakin sedikit. Diprediksi bakal punah 36 tahun mendatang. Bahasa Lampung seperti menjadi tamu di daerah asalnya.
Bandarlampung (Netizenku.com): HAL tersebut mendorong Komunitas Berkat Yakin (Kober) untuk menyelenggarakan Festival Seni Bahasa Lampung yang akan diadakan pada 22 hingga 28 Juli 2024 di Taman Budaya Lampung.
Ketua Kober, Alexander GB, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya penggunaan bahasa Lampung di ruang publik.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh jumlah etnis Lampung yang relatif kecil, yaitu hanya sekitar tiga belas persen dari total penduduk Lampung.
“Kebudayaan diawali dari bahasa. Apabila bahasa menghilang, kebudayaan itu juga akan hilang,” ujar Alexander GB dalam konferensi persnya di Muara Cafe dan Space, Kota Bandarlampung, Senin (15/7).
Festival Seni Bahasa Lampung ini bertujuan untuk menghidupkan kembali bahasa Lampung dan mengajak masyarakat untuk kembali menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ini akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti pameran puisi bahasa Lampung, seminar, festival teater bahasa Lampung, dan pementasan lagu klasik bahasa Lampung.
“Salah satu upaya kami adalah membuat naskah teater ke dalam bahasa Lampung. Ini menunjukkan bahwa bahasa Lampung dapat digunakan dalam berbagai seni, termasuk puisi, baik dalam bahasa Lampung pepadun maupun saibatin,” jelasnya.
Dengan teater, kata Alexander, masyarakat dapat mempelajari penggunaan bahasa Lampung yang tepat, intonasi yang tepat, dan ekspresi yang tepat sehingga emosi dalam pertunjukan dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton.
“Familiarisasi bahasa itu dapat melalui teater dan musik. Ada proses pembiasaan melalui teater sehingga pemahaman kognitif dan emosional lebih jelas. Mekanisme itu kami anggap komprehensif,” ungkapnya.
Kober berharap festival ini dapat memicu berbagai pihak untuk kembali membiasakan penggunaan bahasa Lampung di ruang-ruang publik. Selain itu, diharapkan generasi muda Lampung ke depan akan bangga dengan bahasa asli mereka.
“Harapannya, ruang bahasa Lampung lebih banyak, dan generasi muda ke depan bangga menggunakan bahasa Lampung. Miris jika orang Lampung malu menggunakan bahasa Lampung,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kober juga berharap pemerintah daerah setempat dapat membuat kebijakan yang lebih progresif untuk melestarikan bahasa dan budaya Lampung.
“Harapannya ada kebijakan yang progresif yang mendorong bahasa Lampung lebih banyak digunakan, sehingga bahasa Lampung lebih memasyarakat,” tutupnya. (Luki)