Lampung (Netizenku.com): Penipuan dengan iming-iming mendapatkan uang kembali beredar di aplikasi pesan WhatsApp.
Kali ini, uang sebesar Rp 21 juta dari BPJS digunakan sebagai umpan untuk menarik para pengguna WhatsApp.
Seperti kita tahu, hampir semua pekerja di Indonesia merupakan anggota BPJS dan termasuk ke dalam orang yang berhak untuk menarik dana dari BPJS.
Korban scam ini akan diminta mengisi survei bohongan. Setiap layar survei akan dipenuhi oleh iklan yang jika di klik, akan memberikan keuntungan finansial bagi pembuat scam ini.

Setelah itu, korban juga akan diminta menyebarkan informasi ini kepada kontak WhatsApp korban.
Jika korban selesai mengerjakan tugas yang diberikan, bukan Rp 21 juta dari BPJS yang didapatkan, melainkan survei dan iklan lain yang akan muncul.
Bahkan terkadang, yang muncul adalah situs phishing yang berpotensi mencuri kredensial korban seperti yang diperingatkan oleh Webroot.


Detail scam
Scam ini akan menggunakan tampilan meyakinkan yang diambil langsung dari situs BPJS Kesehatan yang menggunakan gambar pesohor Ade Rai seperti pada gambar 3.

Setelah mendapatkan kepercayaan korbannya, mereka akan menggiring korban mengisi survei yang mudah.
Apapun jawabannya, tidak akan berpengaruh karena memang survei ini hanya akal-akalan untuk menampilkan iklan (dengan harapan di klik oleh korbannya) dan juga supaya makin meyakinkan korbannya.
Ada 3 pertanyaan yang ditanyakan oleh scam ini (lihat gambar 4):

1. Apakah Anda lebih dari 18 tahun?
2. Sudahkah Anda bekerja antara 1991 dan 2018 ?
3. Saat ini, apakah Anda bekerja?
Sebagai langkah pamungkas, korbannya akan dikelabui untuk menyebarkan informasi ini ke kontak WhatsApp-nya dengan iming-iming korbannya akan mendapatkan konfirmasi dari BPJS melalui SMS dalam 2-5 menit.
Tak lupa, tampilan layar [BAGIKAN] berwarna hijau dengan panel yang akan penuh jika informasi ini sudah dibagikan 3 kali (lihat gambar 5).

Menurut pengujian Vaksincom, sekalipun Anda tidak mengirimkan pesan yang diminta ke kontak WhatsApp Anda dan hanya mengklik tombol bagikan, panel tetap akan terisi.
Kesimpulan dan Saran
Persaingan mencari klik iklan makin ketat dan makin sulit. Para pebisnis iklan perlu mencari cara kreatif supaya iklan yang dipasangnya mendapat banyak klik.
Namun ada rambu-rambu dan norma sosial yang perlu selalu dipegang seperti kejujuran dan tidak menghalalkan cara untuk mencapai tujuan.
Terkadang aksi satu atau dua pebisnis iklan yang nakal mengakibatkan pemain yang lain menjadi korban sehingga perlu dilakukan tindakan yang tegas kepada pihak yang menghalalkan cara seperti menggunakan penipuan guna mendapatkan klik iklan.
Perusahaan pemasang iklan yang iklannya muncul dalam scam ini, sebaiknya mengevaluasi vendor penampil iklan karena iklan perusahaan yang tampil dalam scam sangat berpotensi merusak citra perusahaan. Scam adalah tindakan kriminal dan tidak terpuji.
Jika perusahaan pemasang iklan mendiamkan hal ini, akan muncul kesan negatif bahwa perusahaan pemasang iklan merupakan pendukung aksi scam yang tidak segan menghalalkan cara untuk mencapai tujuannya termasuk menggunakan scam guna menarik pengunjung.
Bagi Anda yang sering menerima kiriman apalagi yang meminta untuk membagikan ke kontak WhatsApp atau media sosial, sebaiknya berpikir matang-matang sebelum melakukan hal ini. Selain berpotensi menjadi korban, Anda juga bisa membuat teman yang dikirimi scam menjadi korban kejahatan.
*Alfons Tanujaya aktif mendedikasikan waktu untuk memberikan informasi dan edukasi tentang malware dan sekuriti bagi komunitas IT Indonesia. (dtc/lan)