Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Bawang Barat (Tubaba) bakal menerapkan pengembangan ternak sapi sekaligus menjadikan destinasi wisata.
Hal ini dikatakan Bupati Tubaba, Umar Ahmad, bersama jajaran, usai melaksanakan kunjungan kerja ke New Zealand, Selandia, baru-baru ini.
Pengembangan ternak sapi, menurut Umar, merupakan pilot project program yang bekerjasama dengan perusahaan Cropmark New Zealand, Selandia Baru, dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan ketersediaan sapi potong di kabupaten setempat.
Untuk merealisasikan rencana kerjasama tersebut, Pemkab Tubaba membutuhkan lahan minimal 500 hektar sebagai lokasi hamparan penanaman rumput sekaligus pakan ternak. Sebab, penyediaan pakan hijauan (rumput) menjadi hal utama dalam mengembangkan ternak Sapi sesuai dengan standar perusahaan dan pola peternakan di New Zealand.
Oleh sebab itu, kata dia, tahap awal kerjasama tersebut adalah berkaitan dengan apa yang harus disiapkan dalam menunjang ketersediaan rumput, dan salah satunya adalah kesiapan lahan yang luas sebagai hamparan dalam penanaman rumput nantinya. \”Karena rumput menjadi pakan utama dalam breeding farm atau budidaya perbibitan ternak sapi ini, maka ketersediaan lahan tentu menjadi kebutuhan utama dalam program kerjasama ini,\” ungkap Umar didampingi Kadis Peternakan Nazaruddin, kepada Netizenku.com, Selasa (29/5).
Agar pilot project tersebut dapat dilaksanakan, kata Umar, pemkab harus mempersiapkan lahan yang akan dijadikan lokasi penanaman rumput, walaupun hingga saat ini lokasi lahan yang akan dijadikan tempat breeding tersebut belum ada. \”Pemkab Tubaba sedang berupaya agar lahan yang dibutuhkan untuk pilot project ini bisa disiapkan. Yang jelas, lahan yang harus disiapkan minimal 500 hektar dan lokasinya harus di satu tempat atau satu hamparan,\” jelasnya.
Cropmark, lanjut bupati, sebagai salah satu perusahaan besar di New Zealand yang bergerak di bidang peternakan dan pertanian menyatakan lahan di Tubaba sangat baik dan cocok untuk ditanami jenis rumput pakan ternak yang ada di New Zealand, sehingga kemajuan peternakan Sapi seperti di negara tersebut sangat mungkin dapat dilakukan di Tubaba.
\”Pihak perusahaan sudah mengambil sampel tanah lahan di daerah kita ini dan sudah diteliti di New Zealand. Berdasarkan penelitian mereka, mulai dari struktur hingga kandungan zat atau unsur hara yang terkandung dalam tanah tersebut dinyatakan cocok untuk ditanami rumput dari sana,\” jelasnya.
Untuk menunjang ketersediaan sapi potong, lanjutnya, tak hanya kemajuan dalam peternakan saja, melainkan juga pengembangan peternakan dengan mengadopsi pola peternakan yang dikembangkan di New Zealand tersebut.
Hal ini diyakini akan menjadi salah satu destinasi wisata di Tubaba. Sebab, peternakan sapi dihamparan yang luas dengan rerumputan yang hijau dan asri memiliki nilai estetika (keindahan) tersendiri, dan jika itu terwujud di Tubaba akan menarik minat masyarakat luas untuk mengunjunginya.
\”Kami sudah melihat langsung kemajuan peternakan di New Zealand, yakni peternakan sapi diatas hamparan lahan yang sangat luas, dan begitu indah hijaunya rerumputan. Jadi, di samping polanya yang baik, kemajuan peternakan mereka juga menjadi detinasi wisata,\” pungkasnya. (Arie)