Bandarlampung (Netizenku.com): Dekavilm yang merupakan komunitas film Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berkolaborasi dengan Asosiasi Dokumenteris Nusantara (ADN) Lampung, menggelar festival film dokumenter bertajuk Tanah Lado Film Festival (Tandof Fest).
Ketua Dekavilm, Indra Kesuma menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan berangkat dari sebuah gagasan yang lahir dari perbincangan ringan anggota komunitas Dekavilm yang baru lahir, yang memunculkan sebuah ide untuk mengadakan festival film dokumenter di Lampung.
Tanah Lado Film Festival digelar dalam tiga rangkaian kegiatan yaitu Doctalk pada Minggu, 28 November 2021, Lanskap dan Perspektif, Minggu, 29 November 2021, dan kegiatan puncak yang merupakan awarding kompetisi pada 19 Desember 2021.
Kegiatan Tanah Lado ini akan dilaksanakan secara online dan offline. Bincang film dokumenter atau Doctalk, dan Lanskap dan Perspektif akan diadakan di sekretariat Dewan Kesenian Lampung (DKL) di kawasan PKOR Way Halim, Bandarlampung.
Sementara kegiatan awarding kompetisi akan dilaksanakan di Bioskop Museum Lampung, Desember mendatang.
Rangkaian pertama Tandof Fest, akan diawali dengan Doctalk, yaitu program yang merangkum aktivitas diskusi, panel, dan presentasi mengenai perkembangan praktik dan ekosistem dokumenter.
Diskusi seputar film dokumenter ini akan menghadirkan narasumber Ketua ADN Pusat, Tony Trimarsanto yang akan membawakan topik Melihat masa depan dokumenter Indonesia, Sekjen ADN Erlan Basri membawakan topik Sertifikasi Dokumenter, dan Irwan Wahyudi (Sutradara Film Dokumenter ) yang akan mengupas topik Produksi dan Treatment Naskah Dokumenter.
Sementara kegiatan Lanskap & Perspektif adalah bertujuan untuk melihat cara pandang seseorang dalam memaknai film dokumenter.
Dalam acara ini akan dilakukan Screening film documenter dengam judul Jangan Tutup Sekolah Kami- Sutradara Miftahuddin, dan film 240BPM++ – Sutradara Bagas Oktariyan Ananta.
Untuk memfasilitasi karya-karya film dokumenter, dalam kegiatan Tanah Lado Festival 2021, juga dikompetisikan karya film dokumenter dan sebagai wadah sineas muda untuk tampil mengkritisi isu sosial melalui film dokumenter.
Kompetisi ini mengangkat tema Kesejahteraan Masyarakat Terpencil Untuk Nusantara yang Damai.
Dosen DKV ITERA, PG Wisnu Wijaya, S.Sn., M.Sn., mebambahkan, festival ini merupakan festival perdana yang dibuat oleh Dekavilm yang menjadi komunitas mahasiswa DKV ITERA.
Terlepas dari hal tersebut, festival ini layak untuk mendapat apresiasi lebih karna akan menjadi pelopor untuk meningkatkan perkembangan film-film documenter kedepannya. (Rls)