Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Gelaran Tubaba Art Festival (TAF)#6 tahun 2022 ini memamerkan proses pembuatan seni barang keramik yang dibuat menggunakan tanah Uluan Nughik di Studio Kemarik, di Uluan Nughik, Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah.
Di tengah kunjungan Sekretaris Daerah Kabupaten Tubaba Ir Novriwan Jaya SP, Kepala Kejari Tubaba Sri Haryanto, SH.MH, Ketua DPRD Ponco Nugroho, ST, Kepala Disporapar provinsi dan kabupaten, beberapa jajaran Forkopimda dan OPD, Manajer Pameran Tanoh Nughik Baskoro Wicaksono mengungkapkan dalam pameran tersebut panitia menunjukkan proses pembuatan keramik dari awal sampai jadi sebuah bentuk yang bernilai.
“Seperti vase ini, ini merupakan yang kita proses, di sini kita menunjukkan proses dari pembuatan sampai jadi. Ini kita bakar setengah dari seharusnya sampai matang sekitar 1200 derajat, tapi kita bakar dengan suhu 600 derajat Celcius,” kata dia ditengah menjelaskan proses pembuatan kepada rombongan Sekda, Kajari, ketua DPRD dan beberapa pengunjung lainnya, usai Sekda membuka kegiatan tersebut secara resmi, Jumat (4/11).
Dibakar dengan suhu 600 derajat celcius, lanjut dia, maka black vase tersebut visualnya terlihat berwarna hitam gosong. Memang ketika vase itu dibakar 1200 celcius hasilnya akan mengkilap.
“Dari situ kita menunjukkan, mengedukasi kepada masyarakat, para pengunjung bahwa setiap tahapan proses pembuatan keramik itu bagi kami para pelaku seni sangat berharga. Sebab, walaupun barang itu prosesnya tidak sampai jadi, namun itu sudah memiliki nilai seni yang tinggi dan berharga serta memiliki nilai ekonomis ketika kita jual,” ulasnya.
Dia menjelaskan, dalam pameran seni keramik tersebut, memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat, bagaimana proses pembuatan seni keramik.
“Di pameran ini kita tidak selalu memajang barang yang jadi. Ada dari berbentuk tanah yang belum diolah, barang setengah jadi yang bentuknya tak beraturan, mulus, gosong, dan barang yang sudah jadi yang sudah bisa dimanfaatkan untuk pot bunga, pajangan, table ware, dan lainnya. Barang barang tidak kita kasih harga karena memang itu tidak dijual tapi yang bisa kita ambil adalah agar masyarakat lebih belajar tentang proses,” ungkapnya.
Menurut Baskoro, Tanah Uluan Nughik kualitas untuk pembuatan barang-barang keramik memang lebih bagus. Akan tetapi membutuhkan proses yang panjang lantaran tanah di Tubaba khususnya kawasan Uluan Nughik banyak mengandung pasir. Sehingga sejak awal di Lounching pada Bulan Mei 2022 lalu, para seniman memproduksi barang-barang seni keramik menggunakan tanah dari luar Tubaba dan mengolah dan meneliti tanah Tubaba, bahkan sudah banyak membuahkan hasil karya seni keramik yang bernilai.
“Kalau tanahnya sudah diproses memang bagus. Tapi memang treatment nya lumayan lama. Jadi, kita harus memisahkan tanah liat dengan pasir dulu caranya di buat jadi lumpur, lalu setelah menjadi tanah liat kita jemur dulu supaya tanah itu elastis dan lebih mudah dibentuk. Ya itu lumayan lama ya mungkin untuk pengolahan dari ngambil sampai bisa dipakai itu sekitar tiga minggu,” tutupnya. (Arie/Leni)