Bandarlampung (Netizenku.com): Rencana penggusuran Kampung Pasar Griya atau yang lebih dikenal dengan nama \’Kampung Pemulung\’, yang berada tepat di belakang Kampus UIN Raden Intan, rupanya mendapatkan penolakan keras dari sebagian warga yang masih keukeh tinggal di sana.
Penolakan tersebut dilakukan diperlihatkan dalam aksi unjuk rasa di Kantor Pemerintah Kota Bandarlampung dan DPRD, pada Selasa (8/5).
Dalam unjuk rasa tersebut, puluhan masyarakat \’Kampung Pemulung\’ menuntut keadilan dan kebijaksanaan Pemkot Bandarlampung agar tidak anti demokrasi dan mengutamakan kesejahteraan warganya.
Dalam unjuk rasa itu, Burlian salah seorang warga \’Kampung Pemulung\’, menyatakan telah meminta penjelasan terlebih dahulu kepada camat dan lurah sebelum melakukan aksi. Sayangnya kedua pejabat yang menjadi perpanjangan tangan pemerintah kota itu tidak bisa menjelaskan terkait rencana penggusuran yang akan dilakukan pemkot.
\”Mereka tidak ada yang bisa menjelaskan. Camat dan lurah beralasan hanya menjalankan tugas,\” kata Burlian saat orasi.
Tak disangka, didalam orasi terbahasakan bahwa proses penggusuran diwarnai intimidasi yang dilakukan oknum pihak kelurahan. Warga pun meminta penjelasan terkait persoalan yang meresahkan masyarakat Kampung Pasar Griya Sukarame.
\”Kami juga sangat menyayangkan adanya intimidasi yang dilakukan pihak kelurahan kepada masyarakat,\” kata dia.
Atas dasar tersebut, puluhan warga yang menolak adanya penggusuran meminta DPRD untuk menyelesaikan sikap tidak manusiawi yang dilakukan pemkot kepada masyarakat yang bermukim di Kampung Pasar Griya.(Agis)