Bandarlampung (Netizenku.com): Pasca pandemi Covid-19 sekolah memprioritaskan peningkatan kualitas akademik peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengakibatkan peserta didik atau siswa mengalami penurunan kemampuan akademik.
Selama dua tahun lebih pandemi Covid-19 di Indonesia, guru dan siswa melakukan PJJ atau belajar dalam jaringan (daring).
Kepala SMP Negeri 1 Kota Bandarlampung, Tri Priyono S.Pd, mengakui anak didiknya mengalami penurunan kemampuan akademik selama belajar daring.
“Akibatnya capaian yang diperoleh sekolah serta harapan dan target yang diperoleh siswa juga agak kurang maksimal,” kata dia ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/3).
Satuan pendidikan di Kota Bandarlampung sejak Senin, 14 Maret 2022 kembali melaksanakan PTM Terbatas dengan protokol kesehatan Covid-19.
Baca Juga: Tarik Ulur PTM Terbatas di Bandarlampung
Dari hasil analisa yang dilakukan pihak sekolah, jelas Tri, siswa lebih menyukai pembelajaran tatap muka (PTM) dibandingkan belajar daring.
“Kami wawancara anak-anak, kami suruh membandingkan pembelajaran daring dengan tatap muka. Mana yang lebih menyenangkan, anak-anak menjawab yang tatap muka,” ujar dia.
Tri menjelaskan kegiatan belajar daring di SMP Negeri 1 Kota Bandarlampung dilakukan lewat Zoom Meeting, guru mengajar dari sekolah dan siswa belajar dari rumah.
“Walaupun kita melaksanakan secara daring, kami berupaya semaksimal mungkin menggunakan pola aturan yang sudah ditentukan,” kata dia.
Tri Priyono menyampaikan SMP Negeri 1 Kota Bandarlampung menggunakan Kurikulum Pendidikan 2013 selama belajar daring di masa pandemi Covid-19.
Menjelang Tahun Ajaran 2022/2023, sekolah akan menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar.
“Kita mulai dari kelas 7 dulu. Kami sudah mengusulkan dan mengikuti Kurikulum Merdeka Belajar,” ujar dia.
Melalui Kurikulum Merdeka Belajar, lanjut Tri, sekolah akan menggali potensi yang dimiliki untuk mengejar ketertinggalan akademik siswa.
“Saya kira ketertinggalan ini secara nasional ya, SMP Negeri 1 Kota Bandarlampung punya kiat. Kita akan mengintensifkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, yang di dalamnya memberikan pelajaran tambahan,” kata dia.
Tri berharap melalui kurikulum baru tersebut, target yang ingin dicapai pada kurikulum sebelumnya dapat tercover dari pembelajaran tambahan yang diberikan sekolah.
“Kami akan coba bicarakan dengan team work kami, bagaimana teknis-teknisnya supaya anak-anak ini bisa menerima pelajaran tambahan tersebut,” tutup dia. (Josua)