Lampung Barat (Netizenku.com): Program pasangan bupati dan wakil bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus dan Mad Hasnurin, akan mendirikan sekolah kopi, mendapat dukungan dari pemerintah pusat yang disampaikan langsung Menko Perekonomian, RI Darmin Nasution.
Darmin Nasution, menyampaikan pada Rakor Pengembangan Vokasi (SMK) yang dilakukan di Ruang Rapat Mahakam Lt III, Gd Ali Wardhana, JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat, mengatakan saat ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyumbang angka pengangguran terbesar, yakni mencapai 82,9 persen.
\”Saat ini lulusan SMK belum siap pakai dan, sebagian besar masih mencari lapangan kerja, sehingga pola pendidikan harus di rubah dan disesuaikan dengan potensi dimana SMK tersebut berada,\” kata Darmin.
Untuk itu kata Darmin, rencana Lampung Barat mendirikan sekolah kopi, sudah sesuai dengan konsep pengembangan SMK yang akan dilakukan pemetaan berdasarkan potensi lokal, sehingga kedepan lulusan SMK akan mampu mandiri.
\”Sekolah kopi Lampung Barat mempunyai konsep agro wisata, akan menelan biaya Rp12 Miliar, maka pemerintah pusat akan melakukan sharing dan ikut menginisiasi program tersebut,\” jelasnya.
Sementara Parosil Mabsus, menjelaskan, sekolah kopi yang akan dimulai Tahun 2019 tersebut untuk tahap awal akan bersifat informal, dan akan menggandeng SMK serta Balai Latihan Kerja (BLK).
\”Pada tahap awal akan melalui sistem paket atau informal, artinya peserta didik tidak ada batasan usia, latar belakang pendidikan, dengan masa belajar selama dua bukan,\” kata Parosil.
Sedangkan materi yang akan diberikan pada siswa sekolah kopi yang akan dipusatkan pada kebun percontohan di Pekon Sukajaya kecamatan Sumberjaya, kata Parosil, meliputi sistem stek, barista, pengolahan lahan, pembibitan dan pengelolaan pasar.
\”Pendalaman materi tergantung peserta, apakah akan konsentrasi terhadap pengelolaan kebun, artinya akan banyak mendapat materi tentang pengolahan lahan dan pembibitan, bidang kuliner tentu akan memperdalam ilmu tentang barista, sama juga dengan yang akan usaha jual beli tentu lebih pada pengelolaan pasar,\” jelas Parosil.
Pemikiran pendirian sekolah kopi kata Parosil, karena 70 persen masyarakat Lampung Barat merupakan petani kopi, yang saat ini masih dengan pola tradisional, sehingga harga masih ditentukan oleh tengkulak dan nilai tawar petani masih sangat rendah.
\”Mudah-mudahan ilmu yang didapatkan dari sekolah kopi itu nanti akan meningkatkan pengetahuan petani kopi, sehingga akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan harga jual, sehingga akan terwujud Lampung Barat Hebat yang sejahtera,\” kata Parosil yang merupakan satu-satunya bupati di Indonesia yang diundang Menko Perekonomian. (Iwan)