Bandarlampung (Netizenku.com): PKL (Pedagang Kaki Lima) di Jalan Bukit Tinggi, Tanjungkarang Pusat, akan direlokasi ke Pasar Bambu Kuning, Rabu (17/11) besok.
Relokasi PKL ini merupakan yang kali kedua dilakukan setelah merelokasi PKL di Jalan Imam Bonjol ke Pasar SMEP dan Pasir Gintung.
Baca Juga: Pemkot Bandarlampung Tata Pedagang di Pinggir Jalan Imam Bonjol
Namun sebelum ditertibkan, puluhan PKL di Jalan Bukit Tinggi mendatangi Kantor Pemkot Bandarlampung, Selasa (16/11) siang, dan diterima Plh Sekda Bandarlampung, Tole Dailami, dan Kepala Dinas Perdagangan Wilson Faisol.
Wilson mengatakan kedatangan para pedagang adalah untuk berdiskusi dengan Pemkot Bandarlampung.
“Koordinator pedagang tadi sudah diterima langsung oleh Pak Sekda Kota. Keinginan para pedagang sudah diakomodir, dan penataan ini adalah kebijakan dari Pemda Kota,” kata Wilson usai pertemuan bersama perwakilan PKL.
Wilson berharap para pedagang dapat pindah ke Pasar Bambu Kuning yang berada di lokasi yang sama.
“Teman-teman pedagang dapat naik ke dalam lantai 2 di Pasar Bambu Kuning. Karena kami sudah berdiskusi dengan pengembang pasar, berapa pun pedagang yang akan pindah, mereka siap dan seiringan dengan pembenahan sarana prasarana,” ujar dia.
Meski mendapatkan penolakan dari PKL, rencana penertiban, kata Wilson, tetap akan dilaksanakan.
“Karena kita sudah siapkan tempat untuk para pedagang. Dan harapan mereka saat masuk di Lantai 2 Pasar Bambu Kuning tersebut,” kata dia.
Sementara Hitmi perwakilan PKL mengatakan tujuan mereka datang ke Pemkot Bandarlampung adalah untuk menanyakan terkait penertiban.
“Kami ke sini berdasarkan surat edaran dari Pemerintah Kota Bandarlampung bahwa akan ada relokasi pedagang di Jalan Bukit Tinggi ke Lantai 2 dan 3 Pasar Bambu Kuning,” ujar dia.
Hitmi berharap dia dan rekan-rekannya tidak dipindahkan, karena Lantai 2 dan 3 Pasar Bambu Kuning dinilai tidak layak sebagai tempat berdagang karena sepi. Hitmi khawatir barang jualannya tidak ada yang membeli.
“Kita sudah coba dagang tapi omsetnya sangat tidak menarik artinya kebutuhan hidup kita bukannya tambah baik malah banyak hutang. Dan fasilitas harus ditinjau ulang lagi,” pungkas dia. (Josua)