Pemerintah Provinsi Lampung, melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (Ekubang) Zainal Abidin, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara virtual di Ruang Command Center, Lantai II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (28/4/2025).
Bandar Lampung (Netizenku.com): Dalam rakor tersebut, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa berdasarkan data historis tahun 2021 hingga 2024, inflasi cenderung meningkat setiap bulan April. Hal ini dipicu oleh momentum Ramadan dan Idul Fitri.
“Inflasi April tertinggi terjadi pada 2022 sebesar 0,95 persen, yang merupakan puncak inflasi selama Ramadan,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada minggu keempat April 2025, terdapat 18 provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), sementara 20 provinsi mengalami penurunan. Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH lebih banyak dibandingkan yang mengalami penurunan.
Di Pulau Sumatera, kenaikan IPH tertinggi terjadi di Kabupaten Padang Pariaman sebesar 6,32 persen, didorong oleh naiknya harga cabai merah dan bawang merah. Sementara di Pulau Jawa, kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Jombang sebesar 1,09 persen, dengan komoditas penyumbang utama yang sama.
Adapun di luar Jawa dan Sumatera, Kabupaten Mappi mencatat kenaikan IPH tertinggi sebesar 5,32 persen. Di wilayah ini, cabai merah dan bawang merah kembali menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta seluruh pemerintah daerah untuk terus berupaya mengendalikan harga komoditas agar sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Pemerintah pusat berharap daerah berupaya menjaga harga agar tetap terjangkau oleh masyarakat,” ujarnya.
Tomsi juga menekankan pentingnya langkah konkret di lapangan. Ia meminta jajaran pemerintah daerah untuk turun langsung ke pasar, rutin mengecek harga, dan mengambil tindakan cepat.
“Saya harap teman-teman di daerah benar-benar melaksanakan tugasnya. Turun ke pasar, pantau perubahan harga, dan lakukan langkah nyata. Fokus pada komoditas strategis yang berbeda-beda di tiap daerah. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya. (Dinas Kominfotik Provinsi Lampung)