Bandarlampung (Netizenku.com): Pemerintah Kota Bandarlampung akan menambah jumlah tenaga kesehatan (nakes) di ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19.
Nakes dari Puskesmas, dokter dan perawat, ini untuk memenuhi ketersediaan sumber daya manusia di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 yang menambah kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19.
“Karenanya kami mohon partisipasi rumah sakit untuk dapat menambah kapasitas, rumah sakit pemerintah 30% dan untuk rumah sakit swasta 20%,” kata Wakil Wali Kota Bandarlampung, Deddy Amarullah, Kamis (8/7).
Kota Bandarlampung memiliki 11 rumah sakit rujukan Covid-19, baik rumah sakit swasta maupun negeri, yaitu RSUD Abdul Moeloek, RSUD A Dadi Tjokrodipo, RSU Imanuel, RSU Urip Sumoharjo, RSU Pertamina Bintang Amin, RSU Graha Husada, RSU Bumi Waras, RSU Advent, RS DKT, RS Budi Medika, RS Hermina.
Selain kesebelas rumah sakit itu, Pemerintah Kota Bandarlampung mengeluarkan kebijakan untuk menjadikan RS Universitas Lampung (Unila) sebagai rumah sakit darurat.
“Kita akan menambah ruangan lagi di rumah sakit darurat RS Unila. Lantai 2 kapasitasnya kurang lebih 20-30 ruangan dan lagi dipersiapkan. SDM kita ambil dari Puskesmas. Diikuti dengan penambahan tempat tidur dan sarana prasarananya,” ujar Deddy Amarullah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Edwin Rusli, mengatakan RSUD A Dadi Tjokrodipo milik pemkot dan RS Unila saat ini memiliki 44 tempat tidur di luar penambahan kapasitas 30%.
Edwin Rusli menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan oksigen di rumah sakit.
“Pasokan oksigen sampai hari ini masih cukup, pemenuhan kebutuhan oksigen dinilai setiap hari sekarang, bukan 2-3 hari lagi. Kalau sekarang masih cukup,” ujar dia.
Baca Juga: Oksigen di Puskesmas dan Rumah Sakit Bandarlampung Mencukupi
Edwin Rusli mengimbau masyarakat yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan tanpa ada keluhan sesak nafas agar menjalani isolasi mandiri.
“Yang tidak ada keluhan sesak nafas dan lain-lain tapi positif Covid-19 isolasi mandiri. Yang gejala berat di rumah sakit,” tutup dia. (Josua)