Pringsewu (Netizenklu.com): Dituduh menjual makanan yang sudah kadaluarsa atau tidak layak konsumsi, pemilik Rumah Makan (RM) \’D\’Bakule 2\’ di Jalan KH Gholib, Kecamatan Pringsewu, Lampung, angkat bicara.
Kepada awak media, sang pemilik, Media Destriana, Jum\’at (28/9/2018 ) mengakui adanya komplain dari konsumen pada Senin malam (24/9/2018) sekitar pukul 21.00 WIB, yang mengaku ada belatung dalam makanannya.
Namun, menurut media, itu bukan belatung, seperti diberitakan beberapa media online. Tetapi itu adalah telur lalat.
\”Yang namanya makanan apapun itu pasti akan dihinggapi lalat,\” ujarnya.
Menurut Media, daging yang dimakan konsumen itu adalah daging yang layak konsumsi, bukan daging kadaluarasa/busuk, karena ciri-ciri daging yang tidak layak konsumsi itu warnanya kecokelatan.
\”Apabila daging itu busuk sebelum dimakan, pasti sudah tercium baunya dan kalau daging itu busuk kenapa bisa habis separuh, iya kan,\” tukasnya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya lalu membawa konsumen ke Rumah Sakit terdekat untuk diperiksa oleh dokter.
\”Hasilnya, dokter menjelaskan bahwa kondisi pasien baik-baik saja, karena tidak ada reaksi yang berlebih misalnya pingsan, muntah-muntah dan tidak sampai diinfus juga. Sepulang dari Rumah Sakit, kami mendatangi rumah konsumen untuk meminta ma\’af kepada keluarganya,\” jelas Media.
Namun pihaknya sangat menyayangkan, setelah melihat pemberitaan bahwa pihak Rumah Sakit memeriksa sample makanan tersebut dan menyatakan sudah kadaluarsa atau tidak layak konsumsi.
\”Padahal, saat kami ke Rumah Sakit, kami tidak membawa sample makanan apapun. Kami pun tidak tahu yang disebutkan di pemberitaan itu Rumah Sakit mana dan sample makanan itu dari mana,\” ungkap Media.
Sementara menurut salah satu pengunjung RM lesehan D\’Bakule 2, mengaku tidak pernah ada yang komplain.
\”Saya dan teman-teman sudah sering makan di sini, namun tidak pernah ada yang komplain soal makanannya. Makanan yang disajikan juga tidak ada yang kadaluarsa atai busuk, semua masih layak konsumsi,\” ujar Tari, warga Pringsewu. (Darma)