Tulangbawang Barat (Netizenku.com): Perencanaan matang dalam membangun kabupaten berjuluk Bumi Ragem Sai Mangi Wawai berbasis seni dan kebudayaan, membuat kabupaten yang telah berumur sebelas (11) tahun ini semakin dikenal hingga ke tingkat nasional bahkan mancanegara.
Padahal, sebelumnya Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) yang lahir pada 2009 silam dari induknya yakni Kabupaten Tulangbawang merupakan kabupaten yang bukan menjadi tujuan, dan bukan perlintasan bahkan saat ini tidak memiliki sumberdaya alam yang bisa mendongkrak pendapatan asli daerah.
Dengan perencanaan matang melalui rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJP), rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022, Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan Renja SKPD, serta melalui kegiatan-kegiatan Musrembang yang digelar tiap tahunnya, mulai di tingkat tiyuh hingga kabupaten, dalam kurun waktu 11 tahun perlahan membuat kabupaten ini semakin banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, wisatawan mancanegara, menjadi tempat penelitian, bahkan rujukan daerah dan pihak lain dalam melaksanakan pembangunan daerahnya.
Terbangunnya berbagai ikon serta pembangunan sarana prasarana infastruktur yang memiliki daya tarik tersendiri tersebut dibangun dengan sentuhan seni dan budaya hasil pemikiran pimpinan Bupati, Umar Ahmad, SP dan Fauzi Hasan, SE.MM, dengan disupport oleh Novriwan Jaya, selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang kini diberi amanah menjadi Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Tubaba menggantikan Herwan Sahri, sekda sebelumnya yang telah habis masa jabatannya.
Tidak hanya itu, Tubaba yang sebelumnya tidak dilintasi jalan nasional lantaran berada di tengah-tengah antara Jalan Lintas Timur dan Lintas Tengah kini dilintasi Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 36,75 Kilometer dengan 3 exit tol yakni pintu tol Menggala di Penumangan Kecamatan Tulangbawang Tengah, pintu tol di Kecamatan Lambu Kibang, dan pintu tol di Kecamatan Way Kenanga.
Selain infrastruktur, Sumber Daya Manusia, pendidikan, dan kesehatan, serta sektor lainnya. Pemkab Tubaba di bawah kepemimpinan Umar Ahmad dan Fauzi Hasan, hingga saat ini fokus dalam pengembangan pembangunan yang mendukung untuk wisata budaya yang tentunya mampu menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat, bahkan baru-baru ini menjadi daya tarik bagi Panglima Daerah Militer (Pangdam) II Sriwijaya, Mayjen TNI Agus Suhardi, bersama jajaran melaksanakan kunker, dan berwisata di Tubaba hingga dua kali kunjungan.
Tahun 2020 ini, selain terus melestarikan bangunan tradisional, Lampung, Sumbagsel, yang sudah pernah berdiri puluhan hingga ratusan tahun dan kembali didirikan pada satu lokasi khusus di Tubaba, yakni di Taman Budaya Kota Uluan Nughik, yang berlokasi di Kelurahan Panaragan Jaya dengan konsep bangunan yang sangat unik dan menarik. Pemkab juga membangun ikon wisata kabupaten berupa ruang terbuka hijau (RTH) Way Penyilean Taman Seribu Batu Las Sengok di Tiyuh Karta, Kecamatan Tulangbawang Udik, membangun RTH Simpang Tiga Panaragan di Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah.
Selain membangun ikon, Pemkab Tubaba di tengah pandemi Covid-19 fokus pada penanganan, pencegahan, dan penanggulangan dampak Covid-19, juga terus membangun sarana Infrastruktur pemerintahan, sarana produksi, jalan dan jembatan dengan mengedepankan skala prioritas dan aspirasi rakyat.
\”Selain membangun ikon kabupaten, sarana produksi, sosialisasi. Pembangunan infrastruktur baik peningkatan jalan dan jembatan masih menjadi prioritas dalam upaya membangun konektifitas daerah untuk meningkatkan mobilitas, dan kesejahteraan masyarakat,\” kata Umar Ahmad.
Di samping itu, percepatan pembangunan kawasan perkotaan masih terus dilakukan untuk menuju Tubaba yang berdaya saing, sejahtera dan pasti maju berbasis kulturalistik.
\”Secara de fakto, Tubaba tidak memiliki keindahan alam layaknya Bali, Lombok, atau pun Raja Ampat yang bisa dieksplore untuk dijadikan destinasi yang prestisius. Namun, Tubaba memiliki belasan keunikan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam culture transmigran yang bersinkretis dengan semangat kebhinekaan yang luhur rakyat tubaba berbaur dan melahirkan karakter \”Nenemo\” dalam sosial identitas masyarakatnya baik dalam pergaulan regional, nasional maupun internasional,\” ulasnya.
Tubaba mencoba keluar dari stereotif primitif yang disematkan kepadanya pada awal berdirinya kabupaten ini. Kini, Tubaba adalah harapan besar bagi Lampung untuk menjadi sebuah Kota berbasis budaya.
Beberapa destinasi wisata Tubaba sudah berhasil menjadi legenda di khalayak luas, setiap momentum liburan panjang, dan ramai dikunjungi warga. Seperti Komplek Islamic Centre, Tugu Rato Nago Besanding, Patung Empat Marga Megowpak Tubaba, komplek Rumah Badui yang telah lebih dulu dibangun.
Kini lokasi Rumah Panggung Taman Budaya Kota Uluan Nughik di Kelurahan Panaragan Jaya, Taman Seribu Batu berbentuk rasi bintang di Tiyuh Karta Kecamatan Tulangbawang Udik, sudah menjadi tempat favorit dikunjungi warga dan wisatawan. (ADV)