Terus menurunnya tingkat inflasi membuktikan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) provinsi dan kabupaten/kota di Lampung berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
Bandarlampung (Netizenku.com): Inflasi year on year (yoy) di empat kabupaten kota di Lampung pada November 2024 turun hingga berhasil menekan tingkat inflasi provinsi sebesar 1,50 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,92.
Ini adalah penurunan beruntun selama delapan bulan sejak Maret 2024 yang ketika itu mencapai 3,45 persen.
Kabar baiknya, tingkat inflasi Lampung sebesar 1,50 persen tersebut di bawah tingkat inflasi tahunan nasional sebesar 1,55 persen dengan IHK 106,33.
Bila diamati secara historis, persentase penurunan tingkat inflasi yoy di Lampung pada Oktober-November 2024 merupakan paling tinggi, di mana pada Oktober lalu tercatat sebesar 1,94 persen.
Kendati demikian, perlu perhatian serius untuk terus menekan laju inflasi di Kabupaten Mesuji yang masih di atas 2 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung melaporkan inflasi pada November 2024 tertinggi terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 2,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,55.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu sigaret kretek mesin (skm) sebesar 0,77 persen; bawang merah sebesar 0,52 persen; emas perhiasan sebesar 0,41 persen; bawang putih sebesar 0,33 persen; dan sekolah menengah atas sebesar 0,32 persen.
Sementara itu, inflasi yoy terendah terjadi di Kota Metro yaitu sebesar 1,09 persen, dengan IHK sebesar 105,94. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu sigaret kretek mesin (skm) sebesar 0,31 persen; emas perhiasan sebesar 0,26 persen; ayam hidup sebesar 0,23 persen; beras sebesar 0,13 persen; dan jeruk sebesar 0,12 persen.
Sedangkan secara month to month (mtm) inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur yaitu sebesar 0,94 persen, dengan IHK sebesar 109,80. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm, yaitu bawang merah sebesar 0,64 persen; tomat sebesar 0,20 persen; daging ayam ras sebesar 0,11 persen; jeruk sebesar 0,11 persen; dan bawang putih sebesar 0,05 persen.
Sebaliknya, deflasi mtm terdalam terjadi di Kabupaten Mesuji yaitu sebesar 0,13 persen. Komoditas yang dominan dalam memberikan andil deflasi m-to-m yaitu beras sebesar 0,10 persen; cabai rawit sebesar 0,09 persen; bawang putih sebesar 0,06 persen; kopi bubuk sebesar 0,06 persen; dan terong sebesar 0,04 persen.(iwa)