Bandarlampung (Netizenku.com): Pasca belajar dalam jaringan (daring) peserta didik mengalami perubahan karakter dan mental saat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas dengan protokol kesehatan Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala SMP Negeri 44 Kota Bandarlampung, Hj Udina SPd MPd, ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (24/3).
Udina menceritakan perubahan karakter dan mental anak didiknya diketahui saat PTM Terbatas kembali digelar pada Senin (14/3) lalu.
Setiap pagi pukul 07.00 Wib, tutur dia, guru-guru sudah berbaris di depan sekolah menyambut dan menyapa peserta didik, satu per satu, sebelum proses belajar mengajar dimulai pukul 07.30 Wib.
“Jadi ketika guru menyapa tanpa berjabat tangan ‘Assalamualaikum anak-anak’. Anak-anak membalas ‘Iya Bu!’ sambil berlalu.”
Udina dan guru-guru lainnya terkejut, tidak menduga sama sekali, jika anak-anak didiknya akan ketus membalas sapaan mereka.
“Bahasanya kasar-kasar. Kita mau marah gak jadi tapi ketawa ngikik-ngikik,” ujar Udina.
Kemudian dia menuturkan peristiwa lainnya. Udina menemukan sejumlah anak-anak yang tidak berpakaian seragam di sekolah. Mereka merokok.
Saat dirinya bertanya, anak-anak tersebut mengaku bukan siswa SMP Negeri 44 Kota Bandarlampung. Namun Udina tidak percaya begitu saja, diam-diam dia mengambil foto mereka, dan menyebarkan foto anak-anak itu di grup WhatsApp sekolah.

Salah satu guru menjawab bahwa dua di antara anak-anak yang merokok dalam foto itu adalah anak didik mereka.
“Saya segera perintahkan untuk memanggil orangtuanya,” kata Udina.
Menghadapi perubahan karakter dan mental anak didiknya tersebut, Udina pun meminta para guru agar bersabar dan memaklumi perubahan perilaku peserta didik.
“Karena selama 2 tahun lebih mereka tidak sekolah tatap muka, anak-anak sudah lama tidak bertemu dengan teman seangkatannya. Kita tidak tahu dia bergaul dengan siapa,” ujar dia.
“Ya kita tidak bisa langsung menyalahkan orangtuanya. Bagi yang ekonominya ke bawah, mungkin orangtuanya pagi-pagi sudah tidak berada di rumah ketika pulang sekolah juga tidak ada siapa-siapa,” lanjut Udina.
Kemudian Udina membuat program pembinaan mental dan karakter bagi peserta didik dengan membaca Surah Yasin bersama-sama.
Setiap pagi mulai pukul 07.45 Wib sebelum proses belajar mengajar dilakukan, Surah Yasin dibacakan siswa dari ruang kelas masing-masing dengan dipandu oleh guru.
“Anak-anak yang tidak pernah baca Yasin beberapa kali, ditegur, kasih hukuman dengan suruh baca alfatihah. Kita serahkan pada guru BK dan guru agama,” kata dia.
Udina mengatakan program ini akan dijalankan secara berkelanjutan dengan pendalaman pada tiga pekan pertama sejak PTM Terbatas digelar.
“Ini tugas kita bagi seorang guru, dalam waktu setengah bulan ini sama-sama kita membina karakter anak-anak,” tutup dia.
SMP Negeri 44 Kota Bandarlampung merupakan satu dari tiga sekolah yang baru saja diresmikan oleh Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana pada Kamis (17/3) lalu.
Acara peresmian bersamaan dengan SMP Negeri 42 Kota Karang dan SMP Negeri 43 Penengahan. (Josua)
Baca Juga: Usai Diresmikan Eva Dwiana, Tiga SMP Negeri Baru Siap Tampung Siswa