Bandarlampung (Netizenku.com): Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung melaporkan inflasi year on year (yoy) pada Oktober 2024 Provinsi Lampung sebesar 1,94 persen. Ini adalah tingkat inflasi y-on-y terendah selama sembilan bulan terakhir.
Diketahui, inflasi gabungan di Lampung sempat mencapai 3,45 persen pada Maret 2024 setelah bertahan 3,38 persen pada Januari dan Februari 2024.
Tingkat inflasi yang terus menurun sejak April sampai Oktober 2024 tak lepas dari kerja keras Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemprov Lampung dan kabupaten/kota yang akfif melakukan pemantauan harga pasar dan menggelar pasar murah.
Media ini mencatat kenaikan harga gabah/beras yang terjadi berbulan-bulan di provinsi penghasil beras ini berhasil ditekan melalui kegiatan pasar murah dan pemberian dana insentif ke kabupaten yang kesulitan mengendalikan inflasi.
Dana insentif inflasi untuk Pemprov Lampung yang kemudian disalurkan kepada Kabupaten Lampung Timur terbukti ampuh menahan gejolak inflasi di kabupaten itu.
Diketahui, tingginya inflasi di Lampung Timur hingga 4 persen lebih pada Maret 2024 hingga bulan-bulan berikutnya menjadi pemicu utama tingginya inflasi gabungan Provinsi Lampung.
Media ini mencatat, perkembangan inflasi selama tiga bulan terakhir di Lampung Timur berhasil diturunkan, di mana pada Oktober 2024 tercatat sebesar 2,07 persen.
Namun perkembangan inflasi yang relatif membaik (stabil menurun) di tiga daerah cakupan (Bandarlampung, Metro dan Lampung Timur) belum sepenuhnya berhasil dilakukan oleh TPID Kabupaten Mesuji. Inflasi di Mesuji dilaporkan tertinggi dan menjadi penyumbang inflasi gabungan Provinsi Lampung pada Oktober 2024.
Inflasi di Kabupaten Mesuji pada Oktober 2024 tercatat sebesar 2,83 persen. Sebelumnya pada September 2024 sebesar 2,84 persen.
Media ini menyarankan TPID Kabupaten Mesuji sebaiknya aktif melakukan pemantauan harga terutama pada komoditas bawang merah, minyak goreng, tomat, nasi dengan lauk pauk, dan daging ayam ras.
Sebab, berdasarkan survey BPS, komoditas tersebut menjadi penyumbang dominan inflasi (mtm) Kabupaten Mesuji sebesar 0,48 persen. Bawang merah menyumbang sebesar 0,27 persen, tomat 0,18 persen, minyak goreng 0,10 persen, nasi dengan lauk sebesar 0,07 persen; dan daging ayam ras 0,06 persen.
Menariknya, dalam laporan BPS Lampung terkait perkembangan Indeks Harga Konsumen Oktober 2024, tidak lagi menyebutkan komoditas beras sebagai komoditas penyokong inflasi/deflasi. Kecuali di Kota Metro, komoditas beras masih menyumbang inflasi (yoy) sebesar 0,16 persen
Berikut perkembangan infkasi selama 9 bulan terakhir:
September 2,16 persen, Agustus 2,33 persen, Juli 2,55 persen, Juni 2,84 persen, Mei 3,09 persen, April 3,29 persen, Maret 3,45 persen, Februari dan Januari 2024 masing sebesar 3,28 persen.(iwa)