Pesawaran (Netizenku.com): Sikap arogan kembali dilakukan oleh oknum tenaga pendidik, guru yang seharusnya bisa memberikan sikap yang baik serta mampu mengayomi para siswanya, justru sebaliknya para siswa ini malah mendapatkan intimidasi. Perlakukan kurang baik ini terjadi pada alumni siswa SMAN 1 Waylima Kabupaten Pesawaran, saat para siswa ini hendak mengambil ijazah yang tertahan lantaran belum melunasi pembayaran uang komite.
“Ow kamu yang namanya Dwi Hanum, hebat kamu ya bawa-bawa LSM, bukan diambil baik-baik, bawa LSM, bawa surat keterangan miskin, besok kalau mereka datang lagi ke sekolah kamu yang gantian kami datangi ke rumah, hebat kamu gurunya disuruh berhadapan sama LSM,” cetus dari salah satu guru di sekolah tersebut melalui pesan Whats App ke salah satu murid.
Perlakukan yang sama juga dilakukan oleh Maysuri salah satu Bendahara di sekolah tersebut, dirinya kekeh tidak mau menyerahkan Ijazah yang diminta oleh para siswa itu, berdalih penahanan ijazah tersebut didasarkan adanya instruksi dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
“Apa pun alasannya, kami tetap tidak bisa memberikan ijazah kepada siswa yang lulus, kalo mereka belum melunasi tunggakan uang komitenya, itu saja,” ucap Bendahara Sekolah, Maysuri, Senin (18/9/23).
Beda jika siswa yang tidak sanggup melunasi uang komite tersebut, merupakan siswa dari keluarga tidak mampu dengan melampirkan surat keterangan tidak mampu yang telah ditandatangani kepala desanya.
“Kami juga tidak kaku-kaku amat sama soal nahan ijazah ini, pokoknya asal siswa lulus tersebut, melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa, saya jamin pasti ijazahnya kami berikan,” kilah Maysuri.
Sebab sambungnya, apa yang telah menjadi keputusan dari pihak komite sekolah, bukankah sudah merupakan hasil rapat, yang keputusannya telah disepakati dan disetujui para wali siswa. Dan perlu diketahui ujar Maysuri, kalau hanya menyandarkan besaran biaya rutin dan tak terduga dari keperluan sekolah kepada dana BOS yang diterima, sangatlah kurang dan jauh dari cukup.
“Kami juga nggak mau nahan-nahan ijazah kalau semua biaya operasional yang kita terima cukup. Ini bagaimana, hutang sekolah saja sudah banyak, ijazah mau gratis, enak amat,” ketusnya.
Sementara itu menyikapi permasalahan tersebut Safrudin Tanjung selaku Ketua Harian Forum Masyarakat Pesawaran Bersatu (FMPB), menyayangkan atas sikap dan perilaku dari oknum guru dan bendahara sekolah tersebut yang terkesan arogan, tidak sama sekali mencerminkan seorang tenaga pendidik.
“Kita sangat menyayangkan atas apa yang telah dilakukan oleh oknum guru itu, ngapain juga Whats App dengan bahasa seperti itu dan saya tegaskan lagi bagi sekolah mana pun tidak diperbolehkan menahan ijazah dengan dalih apa pun, apalagi lantaran belum membayar uang komite,” tegas Tanjung. (Soheh/Len)