Bandarlampung (Netizenku): Lembaga penerbitan Mizan akan menggelar kegiatan Mizan Goes To Campus (MGTC), yaitu sebuah program yang didedikasikan secara khusus untuk perguruan tinggi.
Saat ini, sudah ada 5 kampus yang didatangi oleh MGTC. Kampus tersebut diantaranya, IAIN Ponorogo, UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta, IAIN Surakarta dan IAIN Tulungagung.
“Mizan merasa perlu memberikan satu program yang khusus didedikasikan pada perguruan tinggi Islam. Karena Mizan percaya bahwa perguruan tinggi, terlebih IAIN/UIN sampai saat ini masih menjadi benteng moderasi Islam di Indonesia”. Ucap Vice President Mizan Publika, Putut Widjanarko.
Mizan Goes To Campus selanjutnya akan diadakan pada tanggal 28–29 Maret nanti di UIN Raden Intan Lampung dengan tema besar \’Meneroka Negeri Mengarungi Samudra Hikmah\’.
Dekan Fakultas Syariah, UIN Raden Intan Lampung, Alamsyah menyambut dengan antusias program MGTC ini. Menurutnya, program seperti MGTC ini adalah salah satu program yang ditunggu oleh perguruan tinggi.
“Saya berharap Mizan terus concern dengan program seperti ini sehingga berdampak dalam mendorong dunia kampus untuk maju mengembangkan kultur literasi di era milenial,” ujar Alamsyah diruang kerjanya, Senin (26/3).
Di UIN Raden Intan Lampung nantinya pada hari pertama akan diisi dengan workshop menulis dan seminar. Workshop menulis yang diadakan bertujuan melahirkan Otobiografi Intelektual dari para mahasiswa, sementara seminar akan membahas tentang Careerpath Penerbitan.
Hari kedua diisi dengan talksow yang bertemakan \’Menjadi Manusia dengan Sastra\’ dengan tujuan dari talkshow ini adalah menghidupkan kembali sastra Indonesia di kalangan generasi millennial serta menghadirkan sastra untuk melembutkan manusia masyarakat di era saat ini.
Diskusi ini menggali lebih dalam tentang sastra dalam kehidupan manusia. Pengaruh serta keterlibatan sastra dalam kehidupan berbangsa juga menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Alasan dari sastra itu sendiri yang perlu dilibatkan dalam kehidupan manusia juga akan dibahas tuntas.
Kata sastra sendiri mungkin memiliki jarak untuk sebagian orang. Banyak kesan-kesan yang dimunculkan dari kata ini. Terlebih jika harus dihubungkan dengan generasi millennial yang sarat akan modernitas.
Akan tetapi, terbentuknya sebuah karya sastra, tak bisa lepas dari kemanusiaan. Mereka hadir bak dialektika yang saling mengisi ruang satu sama lain.
Di era chaos kemanusiaan saat ini, sastra ibarat salah satu medium yang mampu mengatasi ke-“chaos”-an tersebut. Lalu bagaimana sastra hadir menjadi pengentas chaos kemanusiaan saat ini? Semua akan dikupas satu per satu melalui diskusi yang akan hadir di MGTC. (Aby)