Liwa (Netizenku.com): Sambutan Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, dengan pola sebut nama mendapatkan aplaus dari tokoh dan masyarakat Bandar Negeri Suoh (BNS) dengan tepuk tangan dan pekikkan setuju, saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) setempat, Kamis (25/2).
Sambutan Parosil yang disampaikan dengan semangat tersebut, diawali dengan ketegasan terhadap penanganan dan pencegahan penyebaran dan penularan Covid-19. Disampaikannya, kalau ada masyarakat yang menggelar pesta hajatan di pekon yang zona merah dan orange wajib dibubarkan oleh aparat pemerintah, kepolisian dan TNI.
\”Keputusan Satgas Covid-19, kita memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti hajatan atau pesta. Tetapi itu hanya berlaku pada wilayah zona kuning, hijau. Tetapi kalau ada yang melakukan di zona merah dan orange aparat wajib melakukan pembubaran. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan roda ekonomi masyarakat,\” kata Parosil.
Yang mendapat aplaus juga, ketika bupati memanggil nama Kepala Puskesmas (Kapus) BNS. Dia memerintahkan supaya Kapus bekerja dengan maksimal. Manfaatkan semua fasilitas kesehatan untuk kesehatan masyarakat, sesuai dengan amanat UUD 1945.
\”Gedung Puskesmas di BNS ini sudah dibangun dengan megah, statusnya sudah paripurna, tetapi Kapus dan tenaga kesehatan lain tidak hanya ada di kantor, tetapi harus turun di tengah masyarakat, jangan sampai ada yang sakit tidak diobati, karena kalau itu terjadi maka yang menanggung dosanya ada Kapus dan tenaga kesehatan yang ada di sini,\” kata Parosil.
Banyak program di bidang kesehatan, seperti ambulance hebat dan satu pekon satu perawat, itu tujuannya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Apabila ada yang sakit tetapi tidak tersentuh itu sudah melanggar komitmen.
\”Ambulance hebat itu jangan hanya mangkrak di Puskesmas saja, bawa keliling pekon, cari siapa tahu ada sakit tetapi tidak ada fasilitas menuju Puskesmas, obati, dan kalau harus dirujuk bawa ke RSUDAU, demikian juga dengan perawat yang ada di semua pekon, dia harus tahu kalau ada masyarakat yang sakit,\” tegas Pakcik sapaan akrab Parosil Mabsus.
Terhadap kepala sekolah dan guru, Pakcik juga mengatakan, jangan mentang-mentang saat ini sistem pembelajaran dilakukan dengan daring, sekolah dibiarkan terbengkalai, menjadi sarang burung dan kelelawar dan ditumbuhi rumput.
\”Saya selain melihat sendiri dan mendapat laporan, bahwa sekolah sekarang ini hanya menjadi sarang burung, kelelawar dan di penuhi rumput, kalau itu dibiarkan akan merusak sarana yang sudah dibangun menggunakan uang rakyat, jadi kepala sekolah dan guru harus ke sekolah dan tetap menjalankan tugas seperti biasanya,\” perintah Pakcik.
Sementara ketika menyinggung kinerja peratin, tokoh dan masyarakat setempat memberikan tepuk tangan dan pekikkan kencang setuju. Pakcik, meminta dalam menyusun program pembangunan, peratin harus melibatkan semua unsur, dari ibu-ibu, pemuda, tokoh agama, masyarakat, dan yang diutamakan adalah program padat karya.
\”Sekarang ini masa sulit, maka peratin harus melakukan inovasi dengan melibatkan semua unsur, program pembangunan dengan dana desa dititikberatkan kepada program padat karya, sehingga masyarakat akan mendapatkan manfaat secara langsung. Dan jangan disalahgunakan dan disimpangkan,\” tandas Pakcik.
Pada kesempatan Musrenbang tersebut juga, bupati mewajibkan seluruh camat menandatangani fakta integritas, tentang kewajiban mendirikan posko Covid-19 tingkat kecamatan dan pekon. (Iwan/len)