Bandarlampung (Netizenku.com): Minimnya akses air tawar bagi masyarakat di Pulau Rimau, Lampung Selatan, membuat mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) berinisiasi menggagas pembuatan alat distilasi atau penyulingan air laut menjadi air tawar dengan tenaga surya.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pelaksanaan program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-PM) yang didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemdikbud Ristek RI.
Pembuatan teknologi penyuling air laut tenaga surya tersebut dilakukan oleh Ahmad Rafi Apriliawan, Siti Muslimah, Andini Juliana yang merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, dan M. Fait Ali dari Prodi Teknik Material ITERA.
Para mahasiswa dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Sistem Energi ITERA, Madi, S.T., M.T.
Mahasiswa ITERA membuat sebuah teknologi panel surya tipe monocrystalline berkapasitas 240 wp sebagai sumber energi pada alat penyuling air laut berukuran 40cm x 80cm x 15 cm dan mampu menampung 84 liter air laut.
Alat tersebut mampu menghasilkan sekitar 24 liter air bersih dalam satu hari.
Alat bekerja dengan menampung air laut ke dalam bak penampung, kemudian dilakukan proses pengupan dengan bantuan water heater.
Panel surya bekerja sebagai sumber listrik water heater dengan bantuan inverter, yang kemudian akan menguapkan air laut menjadi air tawar yang dapat dimanfaarkan oleh masyarakat.
Alat tersebut telah berhasil diterapkan di Pulau Rimau pada Sabtu, 7 Agustus 2021.
Salah satu mahasiswa, Ahmad Rafi Apriliawan, menyebutkan Pulau Rimau selama ini merupakan salah satu daerah di Lampung yang masyarakatnya masih sulit mengakses air tawar.
Lokasi permukiman warga yang sangat dekat dengan lautan membuat sumber air terasa sangat asin dan kurang bersih.
“Selama ini masyarakat setempat terkadang mendapatkan air tawar dari hasil tampungan air hujan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Rafi, Minggu, 8 Agustus 2021.
Hal itulah yang mendorong tim mahasiswa ITERA menciptakan teknologi panel surya untuk penyulingan air laut menjadi air tawar di pulau tersebut.
Mahasiswa ITERA tidak sekadar melakukan penerapan teknologi, akan tetapi juga mengedukasi masyarakat terkait pengenalan panel surya sebagai teknologi energi baru dan terbarukan.
Program yang digagas mahasiswa tersebut dinamakan Penerapan dan Edukasi (Peduksi).
Sementara dosen pembimbing, Madi, S.T., M.T., menyebutkan teknologi panel surya dan alat penyuling air laut yang diterapkan sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Pulau Rimau.
Selain itu, pemanfaatan panel surya diharapkan dapat mencerdaskan masyarakat terkait sumber energi baru yang ramah lingkungan.
“Saya yakin alat sederhana ini menjadi luar biasa ke depannya, dan saya bangga kepada mahasiswa yang dapat menjadi contoh untuk generasi pemuda agar terus berkarya, dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujar Madi.
Kepala Dusun Pulau Rimau, Suhendra, dalam kesempatan yang sama menyampaikan terima kasih atas bantuan para mahasiswa ITERA dalam menciptakan teknologi penyuling air laut menjadi air tawar bagi masyarakat dusunnya.
“Pemakaiannya sangat praktis, bermanfaat, dan mudah untuk digunakan. Kami banyak berterimakasih kepada tim ITERA yang telah menerapkan teknologi ini untuk mengatasi krisis air bersih di Pulau Rimau,” ujar Suhendra. (Josua)