Lampung Timur (Netizenku.com): Penerapan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di kabupaten Lampung Timur masih belum terlaksana. Hal tersebut dibuktikan dengan ada perusahaan industri seluas 18 hektar di wilayah kecamatan Sukadana.
Padahal perda nomor 4 tahun 2012, tentang RTRW telah mengatur terkait wilayah yang bisa atau tidak mendirikan perusahaan industri. Salah satu zona merah untuk mendirikan perusahaan industri adalah wilayah kecamatan Sukadana. Pada pasal 37 perda nomor 4 tahun 2012, tentang RTRW, disebutkan bahwa kecamatan Sukadana merupakan zona merah, terlarang bagi perusahaan industri.
Ketua Macab Laskar Merah Putih Lampung Timur, Amir Faisol menyampaikan, pemerintah kabupaten setempat sampai saat ini terkesan hanya membuat perda tetapi tidak menerapkannya. Seharusnya para pemangku jabatan yang ada di pemerintahan kabupaten Lampung Timur tahu mana yang melanggar atau tidak, dan ini sungguh memprihatinkan.
Salah satu bukti nyata terkait adanya perusahaan industri yang berdiri di wilayah kecamatan Sukadana. Seharusnya izin atau rekomendasi tidak bisa dikeluarkan karena di dalam perda nomor 4 tahun 2012 telah diatur mana saja wilayah yang bisa mendirikan industi. Meski sudah ada aturan yang melarang tetapi rekomendasi tetap dilakukan.
“Sampai saat ini, kami juga belum tahu pasti apa sebabnya sehingga proses perizinan perusahaan industri minyak mentah sawit (CPU) di wilayah kecamatan Sukadana tersebut bisa di rekomendasi.
Sekarang kita bisa melihat bahwa PT Tunas Baru Lampung yang bergerak pada industri minyak mentah tersebut sudah sejak 2017 silam beroperasi meskipun terbentur pada perda,\” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, perda itu dibuat pemerintah kabupaten Lampung Timur, tetapi tidak dijalankan.
“Mereka yang buat aturan tapi mereka yang melanggar, inikan aneh. Bagaimana kita mau yakin kabupaten Lamtim ini akan maju atau lebih baik bila pemerintahnya saja tidak mengindahkan aturan yang ada. Kita berharap agar penerapan aturan yang telah dibuat tersebut benar-benar dilakukan,\” ungkapnya. (Nainggolan)